Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjalanan Uniqlo dari Toko Jahit hingga Sukses jadi Raksasa Fashion Dunia

        Perjalanan Uniqlo dari Toko Jahit hingga Sukses jadi Raksasa Fashion Dunia Kredit Foto: Unsplash/Fourfour
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Uniqlo kini dikenal sebagai salah satu merek fashion global yang paling ikonik. Dengan lebih dari 2.000 toko yang tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, Uniqlo telah menjadi simbol dari pakaian kasual berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Namun di balik kesuksesan besar ini, terdapat kisah inspiratif tentang tekad, inovasi, dan transformasi bisnis dari pendirinya, Tadashi Yanai.

        Perjalanan Uniqlo bermula jauh sebelum nama itu dikenal dunia. Pada tahun 1949, ayah Tadashi, Hitoshi Yanai, mendirikan sebuah toko pakaian pria bernama Ogori Shoji di kota Ube, Prefektur Yamaguchi, Jepang. Tadashi Yanai sendiri lahir pada 7 Februari 1949, dan sejak muda sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia bisnis.

        Setelah lulus dari Universitas Waseda pada tahun 1971 dengan gelar di bidang ilmu politik dan ekonomi, Tadashi sempat bekerja di sebuah supermarket bernama Jusco. Namun hanya bertahan selama setahun sebelum kembali ke bisnis keluarga dan bekerja di toko milik ayahnya. Di sanalah ia belajar banyak tentang industri fashion, dari proses menjahit hingga bagaimana berinteraksi dengan konsumen.

        Pada tahun 1984, Tadashi mengambil alih bisnis keluarga dan membawa visi baru. Ia membuka toko pakaian pertamanya di Hiroshima dengan nama Unique Clothing Warehouse. Saat perusahaan mendaftarkan nama dagangnya pada tahun 1988, terjadi kesalahan penulisan: "Uni-Clo" tertulis menjadi "Uniqlo". Tadashi memutuskan untuk tetap menggunakan nama itu karena terdengar lebih modern dan catchy.

        Seiring waktu, nama perusahaan induk pun berubah dari Ogori Shoji menjadi Fast Retailing Co., Ltd. pada 1991. Transformasi ini mencerminkan semangat Tadashi untuk menciptakan merek global yang adaptif, cepat, dan efisien.

        Pada 1998, Uniqlo membuka toko besar pertamanya di Harajuku, Tokyo, dan sukses besar. Konsep pakaian dasar (basic wear) yang berkualitas tinggi dan terjangkau menjadi nilai jual utama. Kesuksesan ini menjadi titik tolak ekspansi global Uniqlo yang dimulai pada awal 2000-an. London menjadi kota pertama di luar Jepang yang disambangi Uniqlo, meski pada awalnya menemui banyak tantangan.

        Uniqlo kemudian mulai mengembangkan teknologi fashion yang inovatif. Beberapa produk ikonik seperti:

        • HEATTECH (2003): Pakaian termal ringan yang menghangatkan tubuh.
        • AIRism: Teknologi kain yang menjaga kenyamanan tubuh di cuaca panas.
        • Ultra Light Down: Jaket ringan dan hangat yang mudah dilipat.

        Tak hanya soal produk, Uniqlo juga dikenal karena kolaborasi kreatif dengan seniman, desainer, dan merek ternama dunia, serta fokus pada keberlanjutan melalui berbagai proyek daur ulang dan efisiensi bahan.

        Uniqlo hadir di Indonesia pertama kali pada tahun 2013 dengan membuka toko di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan. Sejak itu, pertumbuhan Uniqlo di Indonesia sangat pesat hingga kini mencapai 72 toko di berbagai kota.

        Sebagai sosok di balik sukses besar ini, Tadashi Yanai pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Jepang pada tahun 2019 dan 2020. Menurut Forbes, kekayaannya pernah mencapai USD 23,5 miliar atau sekitar Rp 336 triliun. Ia kini menjabat sebagai CEO Fast Retailing yang menaungi berbagai merek lain seperti GU, Helmut Lang, J Brand, dan Theory.

        Uniqlo mengusung filosofi LifeWear, yaitu menghadirkan pakaian fungsional, berkualitas tinggi, dan sederhana yang cocok untuk siapa saja dalam berbagai situasi. Filosofi ini menjadi fondasi keberhasilan Uniqlo menembus pasar global dan menjadikannya pesaing kuat dari raksasa fashion dunia seperti Zara dan H&M.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: