Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukses Salip Valuasi Zara, Strategi Ini Buat Uniqlo Makin Banyak Tarik Pelanggan

Sukses Salip Valuasi Zara, Strategi Ini Buat Uniqlo Makin Banyak Tarik Pelanggan Kredit Foto: Unsplash/Fourfour
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belakangan ini, banyak toko retail fesyen yang gulung tikar karena tidak mampu menarik banyak pelanggan. Namun, Uniqlo justru terus menambah jumlah tokonya yang membuat Fast Retailing sebagai perusahaan induk Uniqlo memiliki valuasi sebesar 105 miliar dolar AS per Maret 2021. Dengan demikian, untuk pertama kalinya Uniqlo bisa menyalip valuasi rivalnya, yaitu Zara.

CEO dan Co-founder di Corporate Innovation Asia (CIAS) Indrawan Nugroho menjelaskan ada beberapa strategi yang membuat Uniqlo konsisten dalam menarik pelanggan baru. Strategi pertama terletak pada model bisnis Uniqlo yang berfokus pada kualitas dan fungsi pakaian itu sendiri, bukan mengikuti tren mode terkini seperti kompetitor lainnya.

Baca Juga: Jalinan Works Fashion Brand, untuk Anak Muda yang Mencintai Wastra Indonesia

"Pertama dalam hal positioning, Uniqlo memang unik, sebagian besar pengecer fesyen seperti Zara dan sebagainya Itu terbiasa berlomba mengejar dan menciptakan tren mode terbaru. Uniqlo enggak ikutan dan mereka justru mengabaikan tren mode yang cepat berubah," katanya.

"Mereka memposisikan diri fokus pada upaya memenuhi kebutuhan dasar konsumen dengan memproduksi dan menjual pakaian sehari-hari yang itu mudah dipakai, tahan lama, dan kualitasnya tinggi. Mereka percaya konsumen tidak hanya mempertimbangkan tren, tetapi juga fungsi dari pakaian yang akan mereka kenakan," jelas Indrawan, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Minggu (18/06/2023).

Sementara itu, dalam hal metode produksi, ia mengatakan bahwa Uniqlo menerapkan strategi integrasi vertikal dan kemitraan strategis dengan Toray Industries. Hal ini membuat semua metode produksi dapat berjalan efisien karena terintegrasi pada satu entitas yang sama.

"Dalam hal produksi, Fast Retailing sebagai induk Uniqlo menerapkan strategi integrasi vertikal dan kemitraan strategis dengan Toray Industries. Strategi itu telah dijalankan secara efektif dengan cara mengintegrasikan semua operasi perencanaan, operasi pengembangan material, pemasaran, dan juga penjualan menjadi satu entitas yang disebut retail manufacture. Dengan strategi itu, mereka bekerja sama erat dengan para pemasok tekstil Jepang, fasilitas manufaktur di luar negeri, dan juga para mitra lainnya," katanya.

Ia menyatakan, keunggulan Uniqlo dibandingkan dengan jenama fesyen lainnya adalah dengan menerapkan harga yang lebih terjangkau.

"Selanjutnya dalam strategi harga, sebanyak 28% barang Uniqlo dijual dengan harga di bawah 10 dolar AS dan hanya sekitar 10% saja yang dijual sekitar 50 dolar AS. Bandingkan dengan Zara yang produknya dibanderol dengan harga di atas 50 dolar AS itu mencapai 18% dan sisanya dijual dengan kisaran 20-40 dolar AS," jelasnya.

Lebih lanjut, Indrawan menjelaskan bahwa Uniqlo menerapkan strategi yang melibatkan pelanggan dalam semua aspek produksinya. Hal ini membuat Uniqlo dapat menganalisis apa yang pelanggan mau.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: