Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Visa Berhasil Tekan Fraud di E-Commerce hingga 34%

        Visa Berhasil Tekan Fraud di E-Commerce hingga 34% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Visa mencatat keberhasilan penggunaan teknologi tokenisasi dan 3D Secure (3DS) dalam menekan tingkat penipuan (fraud) transaksi e-commerce hingga 34%. Penerapan dua teknologi ini juga turut meningkatkan tingkat keberhasilan transaksi (approval rate) sebesar 4,7%.

        Stefaan D’hoore, AP Regional Risk Officer Visa, menjelaskan bahwa tokenisasi menggantikan 16 digit nomor kartu dengan nomor acak (token) yang hanya valid untuk perangkat dan merchant tertentu. Langkah ini mempersempit peluang penyalahgunaan data kartu.

        “Tokenisasi mempersempit ruang bagi penjahat siber untuk mengeksploitasi data kartu. Sementara 3DS memverifikasi identitas konsumen sebelum transaksi dilakukan,” ujar Stefaan, dalam Visa Risk Forum yang digelar Kamis (7/8/2025). 

        Baca Juga: VIDA Hadirkan Fitur 'Where's The Fraud Hub' dan 'Magic Scan' untuk Lawan Maraknya Penipuan Digital

        Teknologi 3D Secure disebut sebagai lapisan autentikasi tambahan yang memastikan transaksi dilakukan oleh pemilik akun. Hal ini disebut sebagai “benteng pertama” dalam mengantisipasi pencurian data di dunia maya.

        Meski begitu, tantangan keamanan digital terus meningkat. Visa mengungkap bahwa 37% lalu lintas internet global kini berasal dari malicious bots—program otomatis yang digunakan untuk mencuri data, mengeksploitasi sistem pembayaran, dan melakukan serangan siber.

        Baca Juga: SEON Masuki Pasar Indonesia, Siap Perangi Penipuan Digital

        “Ancaman kini tak lagi datang dari manusia satu per satu, melainkan bot otomatis yang digunakan secara masif oleh pelaku kejahatan siber,” kata Stefaan. Ia menambahkan bahwa pelaku kini menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan layanan cybercrime-as-a-service yang mudah diakses di dark web.

        Menghadapi situasi ini, Visa mendorong kolaborasi antara bank, regulator, penyedia teknologi, dan pelaku usaha. Menurut Stefaan, edukasi kepada konsumen juga penting, karena sebagian besar fraud terjadi akibat kelengahan manusia, bukan celah sistem.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: