Cerita Suksesnya Harry Susilo, dari Bisnis Kerupuk hingga Gurita Bisnis Sekar Group
Kredit Foto: Babson
Harry Susilo menjadi satu nama yang tidak bisa dilewatkan ketika membicarakan Crazy Rich Surabaya. Uniknya, sosok yang satu ini kaya raya bukan karena bisnis tambang atau properti, melainkan “kerupuk”.
Harry Susilo adalah pendiri Sekar Group, sebuah konglomerasi yang berawal dari bisnis kerupuk udang rumahan dan kini merambah ke berbagai sektor industri.
Harry Susilo lahir sebagai anak sulung dari 12 bersaudara. Awalnya, kehidupan Harry jauh dari kata mewah, bahkan diceritakan keluarganya tinggal di kontrakan sempit berisi empat kamar. Pada tahun 1966, cobaan berat menimpa keluarga ketika sang ayah meninggal dunia akibat stroke di usia 51 tahun. Kejadian ini memaksanya putus sekolah dan membantu sang ibu mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Kesempatan datang dari seorang teman ayahnya yang menawarkan pekerjaan sebagai pengumpul ikan untuk diekspor ke Singapura. Di sinilah Harry melihat banyak sisa kulit ikan dan udang yang terbuang karena tidak lolos kualifikasi ekspor. Dari pengamatan itu, lahirlah ide cemerlang untuk mengolah limbah tersebut menjadi kerupuk udang.
Kerupuk itu kemudian diberi merek Finna, terinspirasi dari nama putri sulungnya. Berkat cita rasa khas dan kecintaan masyarakat Indonesia pada kerupuk, bisnis ini pun berkembang pesat.
Melihat potensi besar, Harry mendirikan PT Sekar Laut Tbk. pada tahun 1976 untuk mengelola produksi kerupuk secara lebih profesional. Perusahaan ini kemudian memperluas produk ke saus, sambal, dan bumbu masakan instan. Kualitas produknya diakui secara internasional, mendapatkan akreditasi seperti Good Manufacturing Practices dan HACCP.
Kini, produk Finna diekspor ke 36 negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, negara-negara Eropa, dan Timur Tengah. Bahkan, untuk pasar Belanda saja, PT Sekar Laut Tbk. dapat mengirimkan ratusan kontainer per tahun.
Baca Juga: Perjalanan Guccio Gucci Membangun Gucci, dari Penjaga Lift hingga Sukses Miliki Ratusan Cabang
Kesuksesan di industri makanan olahan laut menjadi batu loncatan bagi Sekar Group untuk melakukan diversifikasi bisnis. Beberapa anak perusahaan Sekar Group bahkan sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kini, sektor bisnis Sekar Group adalah seperti:
Industri Makanan Olahan dan Hasil Laut
- PT Sekar Laut Tbk. (SKLT): Produsen kerupuk, sambal, saus, dan bumbu masakan merek Finna.
- PT Sekar Bumi Tbk. (SKBM): Fokus pada makanan beku seperti udang, ikan, dan olahan beku dengan merek Bumifood, Mitraku, dan Freshmar.
Agrobisnis
Mengelola tambak serta memproduksi pakan udang dan ikan dengan merek Karka untuk mendukung rantai pasok bahan baku.
Properti dan Pertambangan
Merambah ke sektor properti dan nikel melalui PT Ifishdeco Tbk., yang bergerak di pertambangan dan peleburan nikel.
Meski telah mencapai puncak kesuksesan, Harry Susilo tidak lupa berbagi. Namanya masuk dalam daftar Asia’s 2017 Heroes of Philanthropy versi Forbes berkat kontribusinya di bidang pendidikan. Ia mendirikan Susilo Institute for Ethics di Boston University, Amerika Serikat, sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan etika dan kepemimpinan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: