- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wall Street Berakhir Mixed, Data Ekonomi Terbaru Redam Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Kredit Foto: Istimewa
Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup bervariasi pada Kamis (14/8). Hal ini terjadi setelah laporan harga produsen (Producer Price Index/PPI) bulan lalu yang lebih tinggi dari perkiraan mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (The Fed).
Dilansir dari Reuters, Jumat (15/8), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street):
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Melemah 0,02% ke 44.911,26
- S&P 500 (SPX): Naik 0,03% ke 6.468,54
- Nasdaq Composite (IXIC): Turun 0,01% ke 21.710,67
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan data harga produsen telah naik tertinggi dalam tiga tahun pada Juli. Ia didorong lonjakan biaya barang dan jasa, yang mengindikasikan potensi kenaikan inflasi lebih luas.
Pasca rilis data ini, pelaku pasar memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga untuk sisa tahun ini menjadi sekitar 56,7 basis poin, meski tetap memperkirakan penurunan 25 basis poin pada September.
“Implikasinya adalah bank sentral kemungkinan akan memberi pemangkasan 25 basis poin pada September, tapi itu akan menjadi hawkish cut. Masih terlalu dini bagi mereka untuk memberi sinyal pelonggaran besar-besaran,” kata Analis Global Forex dan Suku Bunga Macquarie Group, Thierry Wizman.
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) akhir bulan ini juga menurutnya akan menjadi data penting berikutnya, terutama jika menunjukkan inflasi jasa yang meluas.
Data terpisah menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran turun pekan lalu. Namun, laporan harga produsen memicu kekhawatiran bahwa tarif impor dapat mendorong harga dalam beberapa bulan ke depan dan menahan reli di pasar saham.
Baca Juga: Asing Aktif Belanja Kala IHSG Tembus 7.900, Saham-saham Ini Paling Laris
Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem menyatakan pemangkasan suku bunga 50 basis poin pada bulan depan tidak diperlukan oleh AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: