Meski Pasar Bearish, Harga Bitcoin Sukses Bertahan di US$113.000
Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin bergerak fluktuaktif, namun ia sukses bertahan level resistensinya dalam area US US$113.000 di Kamis (21/8). Pasar tengah diliputi oleh kekhawatiran terkait dengan sinyal desentraliasi kripto.
Dilansir Jumat (22/8), para trader kripto secara garis beras tengah mencari perlindungan dari potensi penurunan harga menjelang pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole.
Baca Juga: Andrew Hidayat Sebut Indonesia Lebih Maju dari AS Soal Regulasi Kripto
Di sisi lain, indikator pasar opsi menunjukkan sentimen jangka panjang untuk bitcoin berubah bearish untuk pertama kalinya sejak Juni 2023. Sejumlah sinyal teknikal juga menandakan prospek jangka pendek yang melemah.
Kekhawatiran mengenai desentralisasi bitcoin juga meningkat. Foundry dan Antpool tengah menjadi perhatian global karena keduanya telah menguasai lebih dari setengah hashrate jaringan bitcoin.
Kepercayaan pasar juga terguncang oleh pengumuman dari Strategy (MSTR). Perusahaan tersebut menyampaikan kemungkinan penerbitan saham untuk membayar bunga utang dan dividen preferen.
Namun, Swan menekankan bahwa perusahaan itu masih memiliki cadangan bitcoin senilai US$73 Miliar. Menurut Swan, perusahaan itu mampu menutup kewajiban dividen selama beberapa dekade meskipun harga bitcoin turun lebih dari 50%.
Baca Juga: Mumpung Diskon, Strategy (MSTR) Dongkrak Total Kepemilikan Bitcoin ke 629.376 BTC
“Ini jelas bukan gambaran kehancuran dalam waktu dekat,” tulis Swan di X.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: