Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kena Hantam Kebijakan Tarif dan Invasi Mobil Listrik, Pabrikan Jerman Banyak Lakukan PHK

        Kena Hantam Kebijakan Tarif dan Invasi Mobil Listrik, Pabrikan Jerman Banyak Lakukan PHK Kredit Foto: Reuters/Andreas Gebert
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri otomotif Jerman telah memangkas lebih dari 51.000 pekerjaan selama setahun terakhir akibat permintaan lesu, dan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), dan peralihan ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang memakan banyak biaya memberikan tekanan berat pada sektor tersebut, menurut laporan dari firma konsultan EY.

        Ketenagakerjaan di sektor otomotif turun hampir 7 persen dalam periode 12 bulan hingga Juni 2025, menjadikannya sektor industri Jerman yang paling terdampak, menurut laporan yang dikutip oleh kantor berita Jerman (DPA) pada Selasa (26/8).

        Di sektor industri secara keseluruhan, jumlah tenaga kerja turun sekitar 114.000 menjadi 5,42 juta, turun 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

        Kenyataannya, sejumlah produsen mobil ternama melaporkan penurunan laba yang signifikan. BMW, Mercedes-Benz, dan Volkswagen, tiga produsen mobil terbesar Jerman, semuanya melaporkan penurunan laba yang tajam pada paruh pertama (H1) 2025, dengan menyebut tarif AS sebagai faktor utama yang menghambat kinerja keuangan.

        Hildegard Mueller, Presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), mengatakan bahwa tarif tersebut masih menimbulkan biaya tambahan miliaran euro setiap tahun, beban yang berat bagi produsen mobil saat mereka menjalani transisi menuju elektrifikasi.

        Pada 2024, Jerman mengekspor sekitar 450.000 unit kendaraan ke AS, sementara sejumlah produsen mobil Jerman memproduksi lebih dari 840.000 unit kendaraan di fasilitas di AS, sekitar separuhnya diekspor ke seluruh dunia, menurut VDA. Model produksi lintas perbatasan ini sangat rentan terhadap perubahan kebijakan mendadak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: