Harga Naik Gila-gilaan, 7 Saham Emiten Ini Kompak Kena Suspensi

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan beberapa saham yang mengalami lonjakan harga luar biasa dalam waktu singkat. Langkah ini diambil sebagai bentuk perlindungan terhadap investor agar memiliki waktu cukup untuk mempertimbangkan keputusan investasinya.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mulai sesi I tanggal 19 September 2025 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut," jelas pihak BEI dalam keterangannya.

PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) sendiri menutup perdagangan Kamis (18/9) dengan harga fantastis di level Rp157.225. Sepanjang sepekan, saham ini sudah meroket 96,47%, bahkan dalam sebulan kenaikannya mencapai 123,01%.

Baca Juga: BEI Bekukan Sementara Saham KOKA Imbas Pengendali Langgar Komitmen

Selain MLPT, sejumlah saham lain juga ikut disuspensi karena kenaikan harga yang tak kalah tajam. Saham PT Guna Timur Raya Tbk. (TRUK) ditutup di level Rp422 setelah melonjak 49,65% dalam sepekan dan 155,76% dalam sebulan.

Kemudian, PT Citra Putra Realty Tbk. (CLAY) parkir di Rp2.480 usai naik 56,05% dalam sepekan dan 71,63% dalam sebulan. Saham PT Sentra Food Indonesia Tbk. (FOOD) juga melejit ke Rp224 dengan kenaikan 31,76% selama sepekan dan 113,33% dalam sebulan.

Tak hanya itu, PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) berada di posisi Rp5.000 setelah tumbuh 8,23% dalam sepekan dan 53,37% dalam sebulan. Sementara saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk. (BLUE) mengakhiri perdagangan di Rp615, mencatatkan lonjakan 80,88% dalam sepekan dan 97,12% dalam sebulan.

Baca Juga: Sempat Memerah, IHSG Naik Lagi ke Level 8.000-an pada Awal Perdagangan Hari Ini

Saham PT Dwi Guna Laksana Tbk. (DWGL) bahkan lebih ekstrem, ditutup di Rp486 setelah melesat 102,50% dalam sepekan dan 188,92% sepanjang sebulan terakhir.

"Penghentian sementara perdagangan saham tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya," tegas BEI.

BEI pun mengingatkan seluruh pihak yang berkepentingan agar selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh masing-masing emiten terkait perkembangan perusahaan.