- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Hambatan Biaya Jadi Biang Kerok Valuasi Infrastruktur RI Belum Optimal
Kredit Foto: Istimewa
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menyebut valuasi sektor infrastruktur Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lain. Kondisi ini dinilai membuka peluang bagi masuknya investasi, baik dari dalam negeri maupun investor global.
“Kalau kita lakukan benchmarking dengan pasar modal negara lain, valuasi sektor infrastruktur kita masih murah. Artinya, potensi untuk dimanfaatkan investor itu masih besar,” ujar Heri, dikutip Jumat (19/9/2025).
Ia menilai rendahnya valuasi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur yang belum berjalan masif. Hal ini berbeda dengan negara-negara yang infrastrukturnya sudah maju, di mana valuasi saham emiten infrastruktur cenderung lebih tinggi.
Baca Juga: Infrastruktur Industri Jadi Kunci Tarik Investasi, Indonesia Masih Tertinggal
Namun, Heri mengingatkan bahwa rendahnya valuasi juga mencerminkan adanya hambatan yang membatasi pertumbuhan sektor ini.
“Masih ada biaya tinggi yang dihadapi, mulai dari pembangunan jalan sampai biaya logistik. Ini yang membuat pertumbuhan sektor infrastruktur kita tidak sepesat negara lain,” jelasnya.
Menurutnya, dukungan pemerintah sangat diperlukan agar infrastruktur berkembang lebih efisien. Dengan biaya energi dan logistik yang lebih rendah, pertumbuhan emiten sektor infrastruktur diyakini akan lebih kuat, sehingga mampu menarik minat investor asing.
Baca Juga: Prospek Infrastruktur Menarik Tapi Perlu Kepastian Regulasi dan Kinerja Emiten
“Kalau pemerintah bisa menjamin pembangunan infrastruktur lebih efisien, valuasinya juga akan membaik, dan investor akan lebih banyak masuk,” tutur Heri.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya kebijakan fiskal dan regulasi yang mendorong percepatan pembangunan infrastruktur nasional agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga destinasi investasi jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri