Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apreasiasi Pengakuan, Palestina Harap Israel Akan Segera Diberi Sanksi Ekonomi

        Apreasiasi Pengakuan, Palestina Harap Israel Akan Segera Diberi Sanksi Ekonomi Kredit Foto: Instagram/Al Jazeera English
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin menyatakan bahwa pengakuan negaranya oleh sejumlah negara pekan ini merupakan langkah irreversibel yang menjaga solusi dua negara dan membawa rakyatnya lebih dekat pada kemerdekaan serta kedaulatan di Timur Tengah.

        “Sekaranglah waktunya. Besok adalah tanggal bersejarah yang harus kita bangun. Ini bukan akhir,” kata Shahin, dilansir Senin (22/9).

        Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Senator AS Minta Pemerintah Trump Akui Negara Palestina

        “Ia adalah langkah yang membawa kita lebih dekat pada kedaulatan dan kemerdekaan. Mungkin tidak akan mengakhiri perang besok, tetapi ini adalah kemajuan yang harus kita perkuat,” tambahnya.

        Shahin menegaskan bahwa pihaknya meragukan itidak baik dari Israel. Menurutnya, negara tersebut tidak berniat bernegosiasi, terlihat dari pernyataan yang diberikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

        “Pengakuan ini jelas bukan simbolis. Ini adalah langkah praktis, nyata, dan tak dapat dibalik yang harus dilakukan negara-negara bila ingin menjaga solusi dua negara,” ujar Shahin.

        Ia juga mendesak agar tekanan politik terhadap negara itu bergeser ke arah langkah-langkah ekonomi untuk meminta pertanggungjawaban dan melindungi rakyat dari Palestina.

        “Hari ini, Gaza terbakar. Hari ini, Gaza hancur. Hari ini, di Gaza, orang-orang dibunuh secara sistematis,” katanya.

        Baca Juga: JDF Asia Pasifik: PBB Harus Kirim Pasukan Perdamaian untuk Hentikan Kebiadaban Israel di Palestina

        Diketahui, Inggris, Kanada, dan Australia secara resmi mengakui negara dari Palestina. Langkah tersebut ditujukan untuk menghidupkan kembali momentum menuju solusi dua negara, namun menuai kritik dari Israel dan Amerika Serikat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: