Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tips Cegah Kontaminasi di Program MBG: SPPG Palmerah Tekankan Pemilihan Bahan hingga SOP Dapur

        Tips Cegah Kontaminasi di Program MBG: SPPG Palmerah Tekankan Pemilihan Bahan hingga SOP Dapur Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Palmerah, Jakarta Barat, membagikan kiat-kiat untuk menghidangkan makanan yang memenuhi standar sehat, bergizi, aman, dan terjamin kualitasnya.

        Menurut Koordinator SPPG Wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana, prinsip utamanya terletak pada kedisiplinan dalam menerapkan titik kendali kritis pada pengelolaan dapur MBG. Prosedur ini mencakup mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, proses pengolahan, pendinginan, pengemasan, hingga penjaminan makanan yang kaya nutrisi sampai ke tangan penerima manfaat.

        “Fokusnya adalah memastikan critical control point-nya terjaga dengan baik.  Angka kecukupan gizinya terpenuhi, begitu juga dengan kualitas bahan baku, penyimpanan, dan SOP yang harus dipatuhi seluruh pekerja SPPG,” kata Yudha di SPPG Khusus Palmerah, Selasa (23/98).

        Yudha memaparkan alur tata kelola SPPG yang harus dipatuhi, yakni dimulai pemilihan kualitas bahan baku dari supplier yang terlebih dahulu dilakukan pengecekan oleh ahli gizi. Misal daging ayam dan sayuran harus segar. 

        Setelah dibersihkan, bahan baku sumber protein hewani dan nabati wajib dipisahkan agar tidak terjadi kontaminasi. Kedua bahan juga harus disimpan di lemari pendingin berbeda. Protein hewani disimpan di freezer bersuhu di bawah -15 derajat celsius, sedangkan protein nabati disimpan di chiller dengan suhu di bawah -5 derajat celsius.

        “Jika tidak dipisah, bisa terjadi kontaminasi silang. Berpotensi menimbulkan bakteri Salmonella,” ujar Yudha.

        Baca Juga: Realisasi Anggaran Program MBG Tembus Rp13 Triliun, Jangkau 22,7 Juta Penerima

        Pada proses pengolahan, bahan makanan dimasak dengan kematangan sempurna agar bakteri-bakteri alami yang terkandung dapat mati melalui pemasakan.  

        “Kita juga pastikan adanya proses pendinginan sebelum dikemas. Tujuannya agar ketika nanti ditutup, tidak timbul keringat yang bisa menyebabkan bau dan mempercepat makanan basi,” jelas Yudha. 

        Hal penting lainnya, menurut Yudha, adalah memastikan petugas melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN) maupun Kementerian Kesehatan. 

        “Kita juga mengikutsertakan petugas dalam pelatihan penjamah makanan dari Dinas Kesehatan. Jadi dipastikan seluruh pegawai sudah punya sertifikat penjamah makanan,” ujar Yudha.  

        Dengan sertifikasi itu, lanjut Yudha,  petugas akan lebih mengerti pentingnya menggunakan APD, termasuk menjaga kebersihan. “Itu adalah tips agar SPPG yang beberapa waktu lalu kurang baik penanganannya, bisa lebih baik lagi,” tegas Yudha.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: