Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Demidko
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan di Rabu (24/9). Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan sikap hati-hati terkait prospek pelonggaran kebijakan moneter di Negeri Paman Sam.
Dilansir dari Reuters, Kamis (25/9), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,65% menjadi 97,87. Kenaikan ini terjadi setelah dolar mencatatkan dua sesi penurunan beruntun.
Baca Juga: Bursa Eropa Melemah, Pasar Cermati Sinyal Baru Ketua Fed Jerome Powell
“Dolar sedikit lebih kuat secara luas terhadap sebagian besar mata uang G10, meskipun masih berfluktuasi dalam kisaran terbatas,” kata Senior Global Market Strategist State Street, Marvin Loh.
Menurutnya, berdasarkan data arus dana dan kepemilikan, posisi dolar masih tergolong underweight dalam komunitas investor institusional sehingga ada ruang untuk konsolidasi.
Powell dalam pernyataannya menegaskan bahwa bank sentral perlu terus menyeimbangkan risiko inflasi yang masih tinggi dengan tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dalam keputusan suku bunga mendatang.
Pasar saat ini memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada dua pertemuan tersisa tahun ini, serta satu kali lagi pada kuartal pertama 2026. Proyeksi ini sejalan dengan panduan bank sentral setelah keputusan pemangkasan suku bunga pekan lalu.
Investor kini menanti rilis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang menjadi acuan penting dalam membentuk ekspektasi kebijakan dari The Fed.
Baca Juga: Rezim Trump Kaji Penggunaan Stablecoin Menjadi Jaminan Pasar Derivatif AS
“Kami masih bergantung pada data demi data terkait kebijakan dari Fed. Itu yang akan menjadi katalis bagi arah suku bunga dan dolar, menentukan apakah pasar melihat bank sentral semakin agresif atau tetap berhati-hati,” ungkap Loh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar