Kredit Foto: SMBR
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatatkan kinerja cemerlang pada Semester I 2025 dengan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang signifikan. Dalam Public Expose (Pubex) Live 2025 yang digelar secara daring pada Senin (29/9), manajemen mengungkapkan faktor-faktor kunci di balik lonjakan tersebut.
Perseroan membukukan kenaikan volume penjualan 21% dan laba bersih melesat 952% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu terjadi di tengah kontraksi permintaan semen nasional sebesar 2% akibat kondisi oversupplyyang diperkirakan bertahan hingga 2030.
Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya, menegaskan basis pasar utama perseroan di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menjadi penopang kinerja. Permintaan di kawasan tersebut meningkat 8% seiring pembangunan infrastruktur, perumahan, serta berjalannya proyek swasta dan sektor ritel.
Baca Juga: SIG Siapkan Strategi Hadapi Persaingan Industri Semen dan Perkuat Fundamental Bisnis
“Walaupun secara nasional demand turun 2%, pasar SMBR di Sumatera Bagian Selatan justru tumbuh. Ini momentum bagi kami untuk terus meningkatkan pertumbuhan dengan memanfaatkan potensi pasar Sumbagsel yang merupakan pusat pertumbuhan,” ujar Suherman.
Dari sisi keuangan dan strategi korporasi, Direktur Keuangan & SDM SMBR, Rahmat Hidayat, menyebut capaian positif merupakan hasil efisiensi internal dan sinergi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sebagai induk usaha.
“Dari sisi internal, SMBR menekan biaya produksi agar harga pokok lebih efisien, mengoptimalkan jalur distribusi ke pasar utama, dan memperkuat konsolidasi pasar. Dari sisi sinergi dengan SIG, SMBR mendapatkan skala ekonomis yang lebih besar serta dukungan rantai pasok yang luas, sehingga akses pasar semakin kuat. Kedua hal inilah yang menjadi faktor dominan meningkatnya volume penjualan dan laba bersih SMBR di Semester I 2025,” jelas Rahmat.
Baca Juga: Industri Semen Ketat, SIG Andalkan Mitra Toko Bangunan
Adapun strategi operasional dijalankan melalui efisiensi energi dan penerapan teknologi. Direktur Operasi SMBR, Taufik, menuturkan bahwa perseroan menerapkan strategi cost leadership dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan teknologi digital.
“Saat ini Semen Baturaja menerapkan strategi cost leadership dengan menekan biaya produksi melalui efisiensi energi, seperti penurunan faktor klinker dan penggunaan bahan baku alternatif yang lebih ekonomis. Kami juga mengadopsi teknologi plant automation dengan sistem Intelligence Process Control System (IPCS), yaitu sistem berbasis model prediktif yang mengoptimalkan operasi produksi secara real time. Sistem ini mampu menghitung otomatis kebutuhan bahan bakar, temperatur, hingga kadar oksigen sehingga proses produksi lebih stabil, hemat energi, ramah lingkungan, serta menjaga kualitas produk tetap terjamin,” terang Taufik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: