Kredit Foto: PLN
Upaya transisi energi berbasis ekonomi kerakyatan yang dijalankan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) membawa dampak nyata bagi petani jagung di Kabupaten Tuban. Limbah pertanian seperti bonggol dan jerami jagung yang sebelumnya tak bernilai, kini bisa dijual dan diolah menjadi bahan bakar biomassa untuk kebutuhan co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa penerapan co-firing biomassa akan terus diperluas sebagai bagian dari strategi menuju swasembada energi berkelanjutan berbasis pemberdayaan masyarakat.
“Sesuai arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, PLN terus mendukung agenda swasembada energi dari pemerintah. Dulu PLN hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi kini tugas PLN adalah menyediakan energi yang bersih dan affordable untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, sekaligus pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Darmawan pada keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (4/10/2025).
Baca Juga: Hijaukan Nusantara, PLN NP Tanam 16.213 Pohon di Nusantaraversary Green Fest
Senada dengan itu, Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyebut program biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar merupakan bukti bahwa transisi energi bisa berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah bukti bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,
Petani dari Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur, Desa Beji, mengaku terbantu secara ekonomi dan pertanian berkat inisiatif PLN NP, subholding dari PT PLN (Persero). Salah satu petani, Muzamil, mengatakan bahwa sejak adanya program ini, limbah jagung yang dulu dibuang kini bisa mendatangkan penghasilan tambahan.
“Saat ini limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-Awar yang telah mengusahakan program ini,” ujar Muzamil.
Baca Juga: Dari Pelosok Negeri ke Panggung Nasional, PLN Journalist Awards 2025 Ajak Jurnalis 3T Bersuara
Petani lain, Roni, juga mengungkapkan hal serupa. Ia menyebut manfaat program ini tak hanya dirasakan dari sisi ekonomi, tetapi juga dari segi efisiensi dalam kegiatan bertani.
“Alhamdulillah selama ini bonggol jagung yang nggak ada nilainya dan hanya dibakar bisa dimanfaatkan oleh PLTU dan dibeli. Kami merasa sangat terbantu. Kami juga dapat bantuan sumur sibel, yang dulunya harus sewa atau mengambil air dari jauh, sekarang jadi lebih hemat dan efisien untuk mengairi sawah,” ungkap Roni.
Program pemanfaatan limbah pertanian ini merupakan bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) PLN NP melalui Unit Pembangkitan (UP) Tanjung Awar-Awar dengan tajuk Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi atau Si Pandu & Desi.
Kabupaten Tuban dikenal sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional dengan total produksi mencapai lebih dari 760 ribu ton per tahun. Besarnya volume ini juga menyisakan limbah pertanian dalam jumlah besar yang sebelumnya hanya dibakar dan tidak termanfaatkan.
Limbah yang dikumpulkan petani kini disalurkan melalui Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN) yang telah menerima dukungan mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari. Mesin ini merupakan bagian dari program CSR PLN NP dan telah diuji coba pada 20 September lalu.
Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Subsidi Kompensasi untuk PLN dalam Program WTE
Ketua Koperasi ECN, Bang Am, mengatakan kehadiran mesin ini membuat petani tak perlu lagi membakar sisa panen, melainkan bisa langsung menjualnya ke koperasi untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif.
“Petani tak perlu pusing lagi untuk bakar sisa selepan jagung, tinggal jual saja ke kami malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami mampu memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menyerap limbah pertanian jagung sebanyak-banyaknya,” ujar Bang Am.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo