Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wall Street Menguat, Investor Soroti Risalah The Fed dan Krisis Politik AS

        Wall Street Menguat, Investor Soroti Risalah The Fed dan Krisis Politik AS Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup naik pada perdagangan di Rabu (8/10). Hal ini terjadi seiring investor yang kekurangan data ekonomi akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) dan mencari petunjuk dari risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed).

        Dilansir dari Reuters, Kamis (9/10), Indeks S&P 500 naik 0,58% menjadi 6.753,72 dan Nasdaq Composite naik 1,12% menjadi 23.043,38, keduanya mencatatkan rekor penutupan tertinggi. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup nyaris flat di 46.601,78.

        Baca Juga: Risalah The Fed September: Mayoritas Prediksi Adanya Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan

        “Tema yang terus mendominasi adalah pertumbuhan agresif, dengan serangkaian pengumuman kesepakatan terkait sektor kecerdasan buatan (AI) yang mendapat banyak perhatian,” kata Kepala Riset Pasar Modal U.S. Bank Wealth Management, Bill Merz.

        Di tengah euforia seputar akal imitasi, meningkatnya ketidakpastian politik dan geopolitik mendorong harga emas menembus level tertinggi baru, karena investor memburu aset lindung nilai (safe haven) untuk mengantisipasi risiko yang meningkat di AS.

        “Kita telah melihat dalam beberapa tahun terakhir bahwa saham dan aset safe haven bisa bergerak bersama,” ungkap Merz.

        “Sebagian berasal dari kenyataan ganda bahwa fundamental saat ini mendukung valuasi yang lebih tinggi dari normal, dan pada saat yang sama, defisit anggaran harus dibiayai oleh utang tambahan,” tambahnya.

        Penutupan pemerintahan memasuki hari kedelapan, dengan kebuntuan di Kongres membuat pasar kekurangan indikator ekonomi resmi dalam waktu dekat, sehingga investor beralih menunggu musim laporan keuangan kuartal ketiga yang akan dimulai pekan depan.

        Dalam ketiadaan data resmi, investor juga menyoroti risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) September. Hal tersebut menunjukkan perbedaan pandangan di antara pembuat kebijakan. Beberapa anggota menyoroti meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja, namun sebagian lainnya tetap waspada terhadap inflasi.

        Meski demikian, mayoritas anggota bank sentral menilai pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut akan sesuai pada sisa tahun ini, meski waktu dan laju pemangkasan suku bunga tetap menjadi tanda tanya.

        Baca Juga: Bursa Asia Lesu, Pasar Saham Dipenuhi Kekhawatiran

        Pasar keuangan kini memperkirakan peluang 92,5% The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan bulan ini, yang dijadwalkan pada 29 Oktober.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: