Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Nuklir, Pemimpin Tertinggi Iran Ogah Berdialog Sama Trump

        Soal Nuklir, Pemimpin Tertinggi Iran Ogah Berdialog Sama Trump Kredit Foto: AP Photo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak tawaran dialog baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pihaknya juga menegaskan bahwa asing tak boleh mencampuri upaya pengembangan nuklir dari Iran.

        Khamenei mengatakan bahwa tawaran dialog tersebut bukanlah diskusi namun sebuah langkah intimidasi yang coba dilakukan oleh Trump.

        Baca Juga: Trump Waspadai China: Mereka Suka Ambil Keuntungan dari Pihak Lain

        “Trump mengatakan dirinya seorang pembuat kesepakatan. Namun, jika kesepakatan itu disertai pemaksaan dan hasilnya sudah ditentukan, maka itu bukan kesepakatan, melainkan pemaksaan dan intimidasi,” kata Khamenei, dilansir Selasa (21/10).

        Khamenei juga menanggapi klaim kemampuan pengembangan nuklir negaranya masih kuat. Ia membantah hal tersebut sudah dihancurkan oleh serangan dari Trump.

        “Trump dengan bangga mengatakan bahwa mereka mengebom dan menghancurkan industri nuklir Iran. Baiklah, teruslah bermimpi!” ujar Khamenei.

        “Apa hubungannya mereka dengan apakah kami memiliki fasilitas nuklir atau tidak? Campur tangan semacam ini tidak pantas, salah, dan bersifat memaksa,” tambahnya.

        Iran selama ini dituduh secara diam-diam berusaha mengembangkan senjata nuklir melalui pengayaan uranium. Namun, Iran sendiri bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan energi sipil, bukan militer.

        Adapun Trump pekan lalu mengatakan bahwa akan menjadi hal baik jika pihaknya dapat menegosiasikan kesepakatan damai dengan Teheran.

        Baca Juga: PGN Hadirkan Teknologi Faspol, Solusi Ganda untuk Sampah dan Energi di Karimunjawa

        Teheran dan Washington sebelumnya telah melakukan lima putaran negosiasi tidak langsung terkait nuklir. Namun hal itu berakhir dengan perang udara selama dua minggu ketika adanya serangan terhadap sejumlah lokasi nuklir dari Iran.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: