Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 10,5% Jadi Rp812,2 Triliun di Kuartal III 2025

        Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 10,5% Jadi Rp812,2 Triliun di Kuartal III 2025 Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 10,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp812,2 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Peningkatan tersebut terjadi di seluruh segmen bisnis, mencerminkan kualitas portofolio yang semakin sehat dan berimbang di tengah dinamika ekonomi global.

        Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit yang merata di segmen korporasi, menengah, hingga UMKM menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan perseroan dalam menjaga kualitas aset dan mendorong pertumbuhan sektor produktif

        “Pertumbuhan kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen, baik korporasi, menengah, maupun UMKM. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif,” ujar Paolo dikutip dari keterangan resmi, Jumat (24/10/2025).

        Baca Juga: BNI Kolaborasi Gelar Forum Dorong Pemanfaatan Lahan Produktif Negara Berkelanjutan

        Kredit korporasi tumbuh 12,4% YoY menjadi Rp450,7 triliun, ditopang pembiayaan kepada swasta, BUMN, dan institusi. Segmen menengah naik 14,3% YoY, sedangkan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9% YoY menjadi Rp46,3 triliun. Segmen konsumer juga mencatat kenaikan 9,6% YoY menjadi Rp150,2 triliun.

        Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, mengatakan fundamental keuangan yang kuat dan efisiensi pendanaan menjadi kunci ketahanan BNI di tengah volatilitas ekonomi.

        “Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif menghadapi tantangan sambil mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Putrama.

        BNI mencatat rasio permodalan (CAR) sebesar 21,1%, Loan to Deposit Ratio (LDR) 86,9%, dan rasio kredit bermasalah (NPL gross) tetap terjaga di level 2,0%. Guna memperkuat ketahanan keuangan, BNI membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp34,7 triliun dengan coverage ratio 222,7%.

        Sementara itu, Direktur Treasury & International Banking, Abu Santosa Sudradjat, mengungkapkan strategi digital transaction banking turut mendorong kinerja pendanaan. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4% YoY menjadi Rp934,3 triliun, dengan current account savings account (CASA) naik 13,3% menjadi Rp613,4 triliun.

        Baca Juga: BNI Cetak Laba Bersih Rp15,12 Triliun di Kuartal III 2025

        “Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan cost of fund, menjaga profitabilitas tetap sehat,” ujar Abu.

        BNI juga mencatat pertumbuhan fee-based income sebesar 11% YoY, dengan kontribusi 30% terhadap total pendapatan nonbunga, didorong lonjakan pengguna aplikasi wondr by BNI yang mencapai 10,5 juta pengguna per September 2025.

        Selain memperkuat transformasi digital, BNI terus menegaskan komitmen terhadap keuangan berkelanjutan melalui penerbitan Sustainability Bond. Direktur Risk Management, David Pirzada, mengatakan dana hasil penerbitan obligasi tersebut disalurkan ke proyek-proyek hijau dan sosial. Hingga September 2025, portofolio berkelanjutan BNI mencapai Rp192,4 triliun atau 24% dari total kredit.

        Dengan berbagai inisiatif tersebut, BNI membukukan laba bersih konsolidasi Rp15,12 triliun hingga kuartal III 2025, menegaskan efektivitas transformasi dan pengelolaan risiko yang prudent.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: