Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        WTO Serukan Reformasi Aturan Konsensus, Efek Perang Dagang Trump

        WTO Serukan Reformasi Aturan Konsensus, Efek Perang Dagang Trump Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala menyerukan dilakukannya reformasi terhadap lembaga perdagangan dunia tersebut, dengan menyoroti aturan konsensus yang dinilai menghambat pengambilan keputusan.

        Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan bahwa harus ada pembaruan aturan guna menghadapi disrupsi-disrupsi perdagangan global, seperti yang baru-baru ini muncul akibat perang dagang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        Baca Juga: Trump Ingin Sosok Ini Jadi Ketua The Fed, Segera Tendang Jerome Powell

        “Kita perlu mereformasi sistem ini, kita tidak boleh berpuas diri,” kata Okonjo-Iweala, dilansir dari Reuters, Rabu (29/10).

        “Kita harus memperbaiki beberapa cara kita bekerja, seperti sistem pengambilan keputusan berdasarkan konsensus yang dalam praktiknya berarti semua harus setuju — hal ini sangat memperlambat proses pengambilan keputusan,” ujarnya.

        Ia juga mendorong negara anggota untuk berinteraksi secara konstruktif dengan Amerika Serikat. Pihaknya juga menanggapi sejumlah kritik terhadap lembaga tersebut dari negara tersebut dengan mengatakan bahwa sebagian besar berdasarkan alasan yang valid.

        Menurut Okonjo-Iweala, sistem perdagangan global saat ini tengah mengalami disrupsi terbesar dalam delapan dekade, namun masih mampu bertahan.

        “Fakta bahwa hampir tiga perempat perdagangan barang dunia masih berjalan berdasarkan ketentuan kami adalah hal yang luar biasa,” katanya.

        Baca Juga: Soal Subsidi Kendaraan Listrik dan Baterai dari Pemerintah India, China Mengadu ke WTO

        Ia juga memuji negara-negara anggota yang tidak melakukan tindakan retaliasi besar-besaran terhadap tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan dari Donald Trump. Padahal hal itu telah memicu ketegangan dalam perdagangan internasional beberapa tahun terakhir.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: