Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wall Street Melemah, Pasar Soroti Kondisi Meta dan Microsoft

        Wall Street Melemah, Pasar Soroti Kondisi Meta dan Microsoft Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street berakhir melemah pada Kamis (30/10). Meta dan Microsoft anjlok akibat kekhawatiran meningkatnya pengeluaran untuk kecerdasan buatan (AI). Investor juga mencermati nada lebih hawkish dari Federal Reserve (The Fed).

        Dilansir dari Reuters, Jumat (31/10), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,23% menjadi 47.522,12, S&P 500 (SPX) melemah 0,99% ke 6.822,34, dan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 1,57% ke 23.581,14.

        Baca Juga: Harga Emas Naik, Pasar Soroti Masih Adanya Ketidakpastian Perdagangan China-AS

        Saham Meta Platforms anjlok setelah perusahaan media sosial itu memproyeksikan peningkatan besar dalam belanja modal tahun depan akibat investasi dalam sektor AI. Sementara Microsoft juga ditutup turun setelah melaporkan pengeluaran modal rekor hampir US$35 miliar pada kuartal pertama fiskalnya dan memperingatkan bahwa biaya tersebut akan terus meningkat tahun ini.

        Sebaliknya, Alphabet mencatat kenaikan berkat pertumbuhan stabil di bisnis periklanan dan layanan komputasi awan yang melampaui ekspektasi pasar.

        Penurunan saham-saham teknologi besar ini terjadi setelah bank sentral menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin. Namun Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan tambahan pada akhir tahun bukan sesuatu yang sudah pasti.”Pernyataan itu membuat pelaku pasar menurunkan ekspektasi peluang pemangkasan menjadi sekitar 70% di Desember.

        “Investor sedang dalam mode menghindari risiko setelah reli panjang pasar. S&P 500 mendekati rekor tertinggi, tetapi laporan laba perusahaan teknologi tidak memenuhi ekspektasi tinggi,” ujar Kepala Strategi 248 Ventures, Lindsey Bell.

        Ia juga menyoroti kekhawatiran investor terhadap kekosongan data ekonomi akibat penutupan sebagian pemerintahan dan sikap bank sentral yang lebih berhati-hati.

        Bell menambahkan bahwa perusahaan teknologi belum mampu memberikan kejelasan kapan investasi besar di akal imitasi akan mulai memberikan hasil. Ia juga tidak berharap adanya kejelasan serupa dari laporan keuangan Apple dan Amazon.

        Adapun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping baru-baru ini mengumumkan kesepakatan dagang, namun hal itu tidak banyak membantu pasar saham.

        Baca Juga: Trump Siap Jual Lebih Banyak Minyak ke China

        Trump sepakat untuk mengurangi sebagian tarif terhadap China. Imbalannya adalah dimulainya kembali pembelian kedelai, kelanjutan ekspor tanah jarang, serta tindakan keras terhadap perdagangan fentanyl ilegal dari Beijing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: