Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Replanting 8.000 Hektare, Strategi AALI Jaga Produksi CPO Nasional

        Replanting 8.000 Hektare, Strategi AALI Jaga Produksi CPO Nasional Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Kalimantan Tengah -

        PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mempercepat program peremajaan tanaman sawit (replanting) hingga 8.000 hektare per tahun sebagai langkah strategis meningkatkan produktivitas jangka panjang. 

        Presiden Direktur AALI, Djap Tet Fa, mengatakan sekitar 30% dari total kebun AALI sudah berusia di atas 20 tahun, sehingga produktivitasnya mulai menurun. Karena itu, percepatan replanting menjadi keharusan agar perusahaan tetap kompetitif dalam menghadapi kebutuhan minyak nabati global yang terus meningkat.

        “Kami ingin melakukan replanting secara masif dan terencana hingga 8.000 hektare per tahun. Ini penting untuk merejuvenasi tanaman tua dan memastikan produktivitas sawit tetap tinggi di masa depan,” ujar Djap dalam acara Talk to The CEO 2025, Kamis (30/10/2025).

        Baca Juga: AALI Fokus pada Strategi '2+1' di Tengah Kenaikan Permintaan CPO Domestik

        Menurutnya, replanting yang dilakukan tidak sekadar mengganti pohon tua, tetapi juga menanam harapan baru melalui bibit unggul hasil riset internal. 

        Bibit generasi baru tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih pendek, hanya sekitar 40–50 sentimeter per tahun, dibanding bibit lama yang bisa mencapai 80 sentimeter. Dengan tinggi maksimum sekitar 12 meter saat usia produktif 25 tahun, pemanenan menjadi lebih efisien dan hasil tandan buah segar (TBS) meningkat.

        “Bibit unggul ini diharapkan menghasilkan rendemen CPO lebih tinggi dan umur produktif yang lebih panjang. Kami ingin siklus tanam kedua Astra Agro lebih produktif dibanding sebelumnya,” katanya.

        Selain replanting, AALI juga mengandalkan penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menjaga keberlanjutan produktivitas. Saat ini, perusahaan memiliki 43 peneliti aktif, termasuk beberapa doktor, yang telah menghasilkan enam varietas unggul seperti Lestari, Nirmala, dan Sejahtera, serta tiga varietas tahan penyakit ganoderma.

        AALI juga mengembangkan mikroba hayati bernama Astemic (Astra Effective Microbe) yang dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia hingga 25%, sekaligus mengurangi emisi karbon sekitar 18.000 ton per tahun. Upaya ini menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam menyeimbangkan aspek produktivitas dan keberlanjutan lingkungan.

        “Riset menjadi tulang punggung Astra Agro. Kami tidak hanya menargetkan hasil yang tinggi, tapi juga operasional yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” tutur Djap.

        Baca Juga: Astra Agro Perkuat Ekonomi Lokal Lewat Program Berbasis ESG

        Dalam aspek operasional, AALI kini mengandalkan teknologi digital dan kecerdasan buatan. Penggunaan drone diterapkan untuk pemupukan, pemantauan lahan, dan koordinasi di kebun. Selain itu, perusahaan memanfaatkan AI melalui sistem mill grader yang berfungsi menyeleksi buah sawit matang, mentah, dan busuk secara otomatis.

        Melalui sistem tersebut, manajemen dapat melacak produktivitas setiap blok kebun secara real time, sehingga keputusan pengelolaan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.

        “Kami ingin memastikan operasi kebun lebih presisi, berbasis data, dan efisien. Digitalisasi menjadi kunci dalam menciptakan future-ready operation,” kata Djap.

        Langkah strategis berbasis replanting, riset, dan teknologi ini menjadi fondasi utama AALI untuk menghadapi tantangan kebutuhan minyak nabati global yang terus meningkat hingga 2050, seiring proyeksi populasi dunia yang mencapai 10 miliar jiwa.

        “Dengan kombinasi antara bibit unggul, inovasi riset, dan transformasi digital, kami optimistis Astra Agro dapat terus menjadi pemain utama industri sawit berkelanjutan di Indonesia,” tutup Djap.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: