Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kolaborasi antara Pemerintah dan dunia usaha menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian dan fragmentasi global.
Ini disampaikannya dalam “ABAC Dialogue with APEC Economic Leaders”, salah satu agenda utama dalam rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju Korea Selatan, Jumat (31/10/2025).
Baca Juga: Pemerintah Bentuk Komite Standar Laporan Keuangan, SAK IAI Tetap Berlaku Selama Transisi
Pertemuan ABAC Dialogue tahun ini menyoroti 5 (lima) isu utama yaitu integrasi kawasan, keberlanjutan, kecerdasan artifisial (AI) dan inovasi digital, keuangan dan ekonomi, serta bioteknologi dan pelayanan kesehatan.
Lebih lanjut, dirinya pun mengapresiasi peran ABAC yang secara konsisten menjembatani komunikasi antara dunia usaha dan Pemerintah selaku pembuat kebijakan.
Ia menilai tema ABAC tahun ini, “Bridge, Business, Beyond”, merefleksikan semangat konektivitas yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemakmuran jangka panjang di kawasan Asia-Pasifik.
Dalam menyikapi fokus isu yang diangkat pada ABAC tahun ini, Menko Airlangga selaku representasi Pemerintah Indonesia menyampaikan tiga pesan penting.
Pertama, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa fokus Indonesia terkait digitalisasi adalah membangun ekosistem yang tangguh dan inklusif. Lebih tegasnya, teknologi harus tetap berpusat pada manusia (human centered), serta penerapan AI yang bertanggung jawab.
Indonesia menyambut baik kerja sama lebih erat dengan sektor usaha, termasuk para anggota ABAC dalam peningkatan kapasitas digital, solusi keamanan siber, dan platform yang memperluas partisipasi dalam ekonomi digital. Kedua, Indonesia berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan rendah karbon.
“Pemerintah Indonesia tengah membangun fondasi ekosistem kendaraan listrik dan baterai yang terintegrasi, untuk menciptakan industri bernilai tambah dan mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih,” tegas Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Senin (3/11).
Indonesia juga mengundang dunia usaha untuk bermitra dalam memperluas energi terbarukan, transportasi hijau, dan manufaktur berkelanjutan.
Ketiga, Menko Airlangga menyampaikan bahwa investasi harus dimaknai tidak hanya sebagai arus modal, tetapi juga sebagai instrumen peningkatan kualitas sumber daya manusia dan transfer teknologi. Dengan ini, Indonesia menyambut baik kolaborasi dengan ABAC untuk memastikan investasi yang berkualitas tinggi dan memberikan nilai jangka panjang bagi Kawasan Asia Pasifik.
Dalam sesi dialog, wakil pemimpin dari ekonomi Chinese-Taipei membagikan pengalamannya terkait sistem pelayanan kesehatan cerdas melalui kemitraan antara sektor publik dan swasta atau public-private partnership. Selain itu, mereka juga membagikan pandangannya mengenai kecerdasan buatan (AI) yang membentuk tahap pertumbuhan dan kolaborasi berikutnya bagi kawasan Asia Pasifik.
Diskusi berlangsung dinamis dan produktif, dengan masing-masing perwakilan berbagi pandangan tentang bagaimana memperkuat kerja sama di sektor-sektor prioritas seperti teknologi, energi, dan kesehatan. Dialog tersebut mencerminkan komitmen bersama para Pemimpin ekonomi anggota APEC dengan ABAC untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan yang saling menguntungkan dan berorientasi pada masa depan. (
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: