Citi Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,3% di 2026

Citi Indonesia memaparkan prospek ekonomi global dan domestik yang relatif optimistis untuk 2026, dengan fokus pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan rebound pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Chief Economist Citibank Indonesia, Helmy Arman, menyebutkan perlambatan ekonomi AS diperkirakan bersifat dangkal. 

Tekanan inflasi akibat tarif diprediksi menurun menjelang pemilu tengah periode AS pada akhir tahun depan. Tren investasi teknologi perusahaan juga menjadi pendorong pertumbuhan struktural di AS.

“Penurunan pertumbuhan di AS akan relatif terbatas, dengan siklus singkat. Imbal hasil Treasury 10 tahun diperkirakan stabil di sekitar 4 persen,” kata Helmy, di Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Ini Stimulus Pemerintah untuk Sektor Pariwisata

Hal ini berimplikasi pada harga komoditas global: emas kemungkinan menurun dari puncaknya, sementara logam industri naik seiring pemulihan ekonomi AS.

Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan rebound dari 5,1 persen pada 2025 menjadi 5,3 persen pada 2026. Faktor utama adalah stabilisasi kredit dari pelonggaran moneter dan potensi stimulus fiskal yang lebih aktif dari Kementerian Keuangan.

"Bank Indonesia diperkirakan menurunkan suku bunga acuan dua kali pada awal tahun depan, dengan inflasi inti diproyeksikan tetap stabil di sekitar target 4,2 persen. Rupiah masih undervalued, namun aliran modal global menjadi faktor yang perlu diwaspadai," jelas Helmy.

Baca Juga: Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi 5,04 Persen Masih Positif, Kuartal IV Diproyeksi Menguat

Citi Indonesia menilai kombinasi pemulihan ekonomi global dan kebijakan moneter-fiskal domestik yang kondusif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan pada 2026.

“Stimulus moneter dan fiskal, ditambah stabilitas ekonomi global, membuka peluang pertumbuhan kredit dan investasi domestik yang lebih kuat,” ujar Helmy.