Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, memproyeksikan jumlah pendapatan perseroan tahun 2025 hanya mencapai US$68 miliar atau setara dengan Rp1.127 triliun.
Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan pendapatan perseroan di tahun 2024 yang mencapai US$75,33 miliar atau setara Rp1.194 triliun.
Artinya, perusahaan pada tahun ini mengalami kehilangan pendapatan sebesar Rp67 triliun.
"Di tahun 2025, Pertamina diproyeksikan akan membukukan pendapatan sebesar 68 miliar dolar atau setara dengan 1.127 triliun rupiah," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (18/11/2025).
Baca Juga: Pertamina Pertahankan Kinerja Solid, Proyeksi Pendapatan Capai US$68 Miliar di Tahun 2025
Namun demikian, koreksi pendapatan ini tidak selaras dengan raihan laba perusahaan yang justru naik di tahun ini.Hal ini dicapai melalui rangkaian program strategis yang dijalankan perseroan secara disiplin dan berkesinambungan melalui penguatan hulu migas, optimasi kilang, penguatan pemasaran, efisiensi logistik, transformasi bisnis gas, dan inovasi energi hijau.
Capaian laba bersih Pertamina tahun 2025 diproyeksikan menyentuh US$3,3 miliar atau setara dengan Rp54 triliun, di mana pada tahun sebelumnya, laba perusahaan hanya sebesar US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun.
"Dan yang tak kalah penting, kontribusi Pertamina kepada negara sampai dengan bulan September 2025 mencapai Rp262 triliun rupiah, menjadikan Pertamina sebagai agen pembangunan utama melalui penerimaan pajak, nonpajak, dan dividen terbesar di antara seluruh BUMN Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Pertamina Energy Terminal (PET) Gelar Aksi Sosial dan Edukasi Kebakaran untuk Warga Bintan
Selain itu, di sisi operasional, produksi migas tetap terjaga untuk minyak dan gas setara 1 juta barrel oil equivalent per day, dan yield kilang mencapai 84 persen.
Volume penjualan menembus lebih dari 100 juta kiloliter. Volume niaga gas tetap stabil di kisaran 300 juta MMBTU. Volume pengangkutan kargo Pertamina International Shipping tumbuh sekitar 8 persen.
Sementara di bisnis listrik, produksi listrik Pertamina untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai 8,4 GWh melebihi target RKAP yang kami tetapkan.
Baca Juga: Pertamina Perkuat Aksi Iklim Lewat Kemitraan Global di COP30 Brasil
"Capaian ini tentunya menunjukkan improvement bukan hanya jargon, tetapi komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi dan memberi nilai terbaik bagi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: