Riset Jadi Fondasi Penting Jaga Daya Saing Nasional di Tengah Transformasi Ekonomi
Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai riset atau penelitian menjadi fondasi penting untuk menjaga daya saing nasional dalam dorongan global terhadap energi baru, keberlanjutan, dan hilirisasi mineral.
Pasalnya kini Indonesia semakin membutuhkan riset yang kuat dan berkualitas tinggi, khususnya di bidang material energi di tengah transformasi besar menuju ekonomi berbasis teknologi.
Baca Juga: Indonesia Perkuat Kerja Sama Sektor Pendidikan dengan Inggris
Ini disampaikan Menko Airlangga dalam kunjungan kerja di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), Yogyakarta, Rabu (19/11/2025).
Dalam sesi diskusi antara Menko Airlangga dengan para peneliti FT UGM, dibahas tentang pengembangan teknologi dalam produksi baterai kendaraan listrik, di mana diperlukan juga teknologi untuk bisa mendaur ulang baterai bekas.
Selanjutnya, dibahas juga tentang peningkatan nilai tambah batu bara, khususnya batu bara kalori rendah. Hal ini dilatarbelakangi oleh melimpahnya sumber daya dan cadangan batu bara yang dimiliki Indonesia yakni lebih dari 30 miliar ton, dan juga terkait pemenuhan kondisi net zero emission di masa depan.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan Penyerahan Hibah dan Peresmian Pemanfaatan Peralatan Laboratorium Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICPMS) NexON ICP-MS 1100, yang merupakan alat pendeteksi mineral, dari PT Eco Energi Perkasa (CNGR Indonesia). kepada FT UGM. Kerja sama ini merupakan sebuah tonggak penting untuk memperkuat fondasi riset nasional dan membuka peluang strategis bagi pengembangan iptek di masa depan.
“Pemerintah memandang inisiatif ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat kesiapan Indonesia memasuki ekonomi yang berbasis inovasi dan teknologi. Karena itu, kerja sama ini diharapkan tidak sekadar menambah kapasitas fasilitas ilmiah, tetapi juga membangun ekosistem riset yang mampu melahirkan SDM unggul,” tutur Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Kamis (20/11).
Dengan fasilitas karakterisasi unsur berpresisi tinggi, FT UGM dapat melakukan riset yang menjadi kunci penguatan rantai pasok industri baterai, mulai dari validasi mutu bahan baku, optimasi proses pemurnian, hingga inovasi material energi yang semakin kompetitif. Lebih dari itu, kemitraan ini membuka ruang percepatan transfer teknologi dan pengetahuan.
Kerja sama ini juga mencerminkan model kemitraan triple-helix yang ideal. Universitas menjadi pusat inovasi dengan menyediakan basis ilmiah dan SDM, industri global membawa kebutuhan dan teknologi terbaru untuk mengakselerasi penerapan inovasi itu, sementara Pemerintah memastikan dukungan kebijakan dan ekosistem bagi inovasi tersebut.
“Pemerintah mendorong kemitraan ini lebih berkembang melalui agenda riset jangka panjang, termasuk riset di bidang pemurnian logam kritis, bahan katoda, keberlanjutan (ESG), dan inovasi proses yang mendukung daya saing industri material energi Indonesia di masa mendatang. Semoga laboratorium ini menjadi rumah bagi kelahiran inovasi-inovasi besar yang dapat memperkuat peran Indonesia di tingkat global,” pungkas Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: