Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
INDEF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 hanya mencapai 5%, lebih rendah dari target pemerintah dalam asumsi makro APBN 2026 yang dipatok 5,4%.
Adapun perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah dipengaruhi tekanan global, konsumsi domestik yang belum pulih kuat, investasi yang belum ekspansif, serta pasar tenaga kerja yang rapuh.
Direktur Program INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026 bertema “Menata Ulang Arah Ekonomi Berkeadilan” yang digelar di Jakarta, menjelaskan bahwa ketidakpastian global, termasuk perlambatan ekonomi Tiongkok, geopolitik Timur Tengah, dan fragmentasi perdagangan, menjadi faktor utama lemahnya ekspor, arus modal, dan stabilitas nilai tukar.
Baca Juga: Lapangan Kerja Tumbuh Pincang, INDEF: Industrinya Maju, Tenaga Kerja Tertinggal
Ia menyampaikan bahwa investasi masih bertumpu pada proyek padat modal yang memiliki efek pengganda kecil, sementara daya beli rumah tangga belum pulih akibat tekanan harga pangan dan energi.
Selain itu, inflasi 2026 juga diperkirakan mencapai 3% year-on-year karena penawaran yang rigid di sektor pangan dan energi, stimulus pemerintah, dan rencana penyesuaian tarif listrik serta BBM nonsubsidi.
Dalam pembukaan seminar, Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listyanto, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia telah stagnan di kisaran 5% selama lebih dari satu dekade.
Ia mempertanyakan apakah pertumbuhan yang terjadi selama ini benar-benar mencerminkan keadilan sosial-ekonomi.
“Mesin pertumbuhan kita memerlukan perawatan ulang—bahkan, mungkin rekonstruksi arah pembangunan secara menyeluruh,” ujar Eko.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menekankan perlunya perubahan pendekatan pengentasan kemiskinan dari trickle-down effect menjadi pemberdayaan.
“Negara akan hadir secara langsung untuk mendorong peningkatan kapabilitas, kemandirian, dan pertumbuhan kesejahteraan secara berkelanjutan,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Belinda Safitri