Kredit Foto: Istimewa
Bom jenis BNT250 yang diproduksi oleh PT Sari Bahari, Malang, Jawa Timur bersama PT Dahana resmi beroperasi setalah sebelumnya melakukan uji coba.
Bom BNT250yang memiliki spesifikasi teknis berat total 250-270 kilogram, dengan panjang 2.300 milimeter, dan diameter 273 milimeter ini juga memiliki Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai lebih dari 70 persen.
Selama ini pilot TNI AU berlatih pengeboman hanya menggunakan bom jenis MK82 buatan Amerika yang memiliki berat dan spesifikasi teknis mirip dengan BNT250.
Menurut Wakil Presiden Direktur PT Sari Bahari, Putra Prathama Nugraha, S.Psi, M.Si (Han), sebanyak 10 bom BNT250 diujicobakan dengan menggunakan metode CCIP, yaitu pengeboman menggunakan sistem yang menghitung impact point (titik jatuh) senjata secara real-time dan menampilkannya di HUD (head unit display).
Pilot kemudian mengarahkan pesawat sehingga simbol bidikan tepat mengenai target.
“Biasanya dilakukan dengan cara dive attack (serangan menukik). Hidung pesawat diarahkan kearah target sasaran lalu bom dilepaskan. Yang diujicobakan kemarin itu pilot melepaskan bom dari beberapa sudut kemiringan pesawat,” terangPutra Prathama Nugraha di Malang kemarin.
Sementara itu kata dia, dua bom sisanya ditembakkan dengan metode CCRP, dimana sistem komputer pesawat tempur secara otomatis menghitung kapan senjata harus dilepaskan agar mengenai target.
Pilot hanya perlu menjaga posisi pesawat agar tetap pada jalur penerbangan yang benar, yaitu secara level (datar), lalu senjata akan dilepas otomatis pada titik yang dihitung komputer setelah terdengar perintah melepas bom dari pesawat.
“Keseluruhan bom dilepas dari ketinggian bervariasi antara 1.800 kaki sampai 10.000 kaki. Dan semuanya masuk target sasaran dengan target ketepatan kurang dari 30 meter. Ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami, karena membuktikan bahwa alutsista produksi dalam negeri memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dibandingkan produksi dari luar. Dengan hasil ini berarti kita tidak lagi bergantung dari produk impor,” jelasPutra Prathama Nugraha.
Semantara itu Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, Yusep Nugraha Rubani, mengaku cukup bangga dengan keberhasilan uji coba bom BNT250 ini oleh pilot-pilot jet tempur TNI AU.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan penuh dan kerja sama yang solid dari DislitbangAU, Lanud Iswahjudi, serta PT Sari Bahari. Sinergi ini menjadi kunci lahirnya produk berstandar militer bukan sekedar teknologi, tetapi wujud dari kedaulatan bangsa,” kata Yusep Nugraha Rubani.
Yusep Nugraha Rubani juga menyebutkan dengan dinyatakannya bom BNT250 siap beroperasi, maka Indonesia kini semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan arsenal persenjataan untuk TNI.
Menanggapi hal itu Komandan Lanud Iswahjudi Madiun, Marsekal Pertama TNI Muchtadi Anjar Legowo, M.S., M.Han mengatakan, sebanyak 12 unit bom BNT250 diujicobakan pada sebuah pesawat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi Madiun, Jawa Timur, dengan test pilot Letkol (Pnb) Anwar “Weasel” Sovie dan Mayor (Pnb) Windi “Lion” Darmawan.
"Uji coba dilakukan untuk mengukur fungsi, akurasi, serta integrasi bom BNT250 pada pesawat tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3,” ujar Danlanud Iswahjudi Madiun ini
Dalam uji coba tersebut, para penerbang TNI AU melakukan pengujian dengan dua metode sekaligus, yaitu menggunakan metode continuously computed impact point (CCIP) dan continuously computed release point (CCRP).
Sekedar informasi produksibom yang merupakan hasil kolaborasi PT Sari Bahari sebagai industri dengan keahlian manufaktur dan metalurgi, bekerjasama dengan PT Dahana yang memiliki keahlian di bidang energetic material (explosive), serta didukung penuh ilmuwan-ilmuwan terbaik DislitbangAU ini telah diminati oleh beberapa negara di kawasan ASEAN.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: