Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AI Diproyeksikan Sumbang US$366 Miliar ke GDP Indonesia

        AI Diproyeksikan Sumbang US$366 Miliar ke GDP Indonesia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kecerdasan buatan (AI) diperkirakan memberi dampak ekonomi signifikan bagi Indonesia, dengan kontribusi mencapai US$366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (GDP) pada 2030. 

         Founder Kata.ai Irzan Raditya menjelaskan bahwa kontribusi terbesar berasal dari layanan finansial, ritel, serta sektor rantai pasok dan logistik.

        “Total GDP Indonesia di tahun 2030 yang dikontribusikan AI mencapai 366 miliar dolar. Dan salah satunya memang dikontribusikan oleh layanan finansial,” jelas Irzan dalam acara SMBC Indonesia TechConnect di Jakarta, Senin (24/11/2025).

        Baca Juga: AI Journey 2025 Soroti Pentingnya Solusi Berbasis AI dan Kolaborasi Global

        Ia menambahkan bahwa nilai ekonomi tersebut tidak hanya muncul dari adopsi otomatisasi, tetapi dari penggunaan AI pada fungsi bisnis yang langsung memengaruhi produktivitas perusahaan.

        Mengutip dari data yang dipaparkan Irzan, sektor perbankan diperkirakan memperoleh value pool global sebesar US$200–340 miliar apabila AI diterapkan pada berbagai use case prioritas.

        Dalam industri finansial, Irzan menyebut tiga fungsi bisnis yang akan paling terdampak, mulai dari product and software engineering, operasional pelanggan,serta pemasaran dan penjualan.

        Sementara itu, pada fungsi teknik, generatif AI dan agentic AI memungkinkan otomatisasi desain produk, pembuatan antarmuka, integrasi sistem, hingga pengujian kualitas. “Artinya apa? AI tidak hanya bisa mengenerate sesuatu dalam bentuk konten, namun dia bisa mengeksekusi. Saya bisa memerintahkan AI selayaknya saya punya tim lima orang,” katanya.

        Baca Juga: NeutraDC dan AMD Tandatangani MoU untuk Akselerasi Teknologi AI di Asia Tenggara

        Ia menggambarkan bagaimana agentic AI dapat bekerja layaknya gabungan product manager, frontend engineer, UI designer, backend engineer, dan quality assurance dalam satu sistem yang mampu mengeksekusi instruksi kompleks. Teknologi ini dinilai mampu menekan waktu pengembangan perangkat lunak dan meningkatkan efisiensi biaya.

        Lebih lanjut, Irzan menunjukkan bahwa berbagai fungsi layanan pelanggan, seperti workflow automation, intelligent routing, dan personalisasi layanan, ternyata berpotensi menghasilkan nilai tinggi di sektor perbankan. Sementara pada pemasaran, AI berperan dalam prediksi permintaan, penawaran dinamis, dan optimalisasi konten.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: