Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) batal dilaksanakan oleh kubu dari Yahya Cholil Staquf. Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, tidak menghadiri pertemuan tersebut.
Rapat yang dijadwalkan berlangsung di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, awalnya terpasang banner bertuliskan “Rapat Pleno PBNU”, namun panitia kemudian menurunkannya dan menggantinya dengan tulisan “Rapat Koordinasi”.
Gus Yahya menjelaskan bahwa pleno tidak dapat digelar karena, sesuai ketentuan organisasi, rapat harus dipimpin bersama oleh Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.
“Sudah ada 78 personel yang hadir, tetapi setelah kita tunggu, Rais Aam KH. Miftachul Akhyar tidak hadir bersama kita. Oleh karena itu, maka tidak mungkin digelar pleno,” kata Gus Yahya, dilansir Jumat (12/12).
Ia menambahkan bahwa undangan rapat pleno seharusnya ditandatangani bersama oleh unsur Syuriyah dan Tanfidziyah, serta forum pleno wajib dipimpin bersama Rais Aam dan Ketua Umum.
“Karena pada kesempatan hari ini Rais Aam tidak hadir bersama-sama dengan kita, maka tidak mungkin untuk meneruskan forum ini sebagai rapat pleno,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, peserta yang hadir dalam forum sepakat mengubah status pertemuan menjadi rapat koordinasi. Pertemuan kemudian difokuskan pada isu penanggulangan bencana dan dampak bencana alam di sejumlah daerah.
“Rapat pleno ini diubah statusnya, karena Rais Aam tidak hadir. Kami telah menunggu sesuai ketentuan, namun beliau tidak hadir. Maka kita nyatakan bahwa tidak mungkin digelar rapat pleno dan kita ubah statusnya menjadi rapat koordinasi,” kata Gus Yahya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar