Mendigi Meutya Hafid Tegaskan Konektivitas Harus Tingkatkan Ekonomi Daerah

Pembangunan infrastruktur konektivitas harus memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah. Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam acara Natal Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) 2025 di Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).

Meutya menegaskan bahwa pembangunan konektivitas harus memberikan manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing. Hal ini sejalan dengan pilar Tumbuh yang menjadi salah satu pilar dalam tema baru Kemkomdigi, yaitu “Terhubung, Tumbuh, Terjaga”.

Pembangunan konektivitas diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen dan pelaksanaan berbagai program prioritas Presiden lainnya.

Meski begitu, Menkomdigi meminta anggota Apjatel tidak hanya membangun konektivitas, melainkan juga mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan akses internet secara positif.

"Tidak bisa lagi kita hanya membangun tanpa memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya konektivitas ini digunakan untuk hal-hal yang baik," tuturnya.

Baca Juga: Trans Indonesia Superkoridor (TIS) Kembangkan Kabel Laut Jakarta-Manado, Perkuat Backbone Digital Nasional

Menurut Meutya, keluarga sebagai lingkungan terkecil di era digitalisasi perlu memiliki kesadaran untuk menggunakan internet dan gawai secara sehat serta mempererat kebersamaan sebagai sebuah keluarga.

"Kadang anggota keluarga lebih sering menghabiskan waktunya dengan gawai dibandingkan berinteraksi dengan kakak, adik, atau orang tuanya," jelasnya.

Hal ini sejalan dengan tema Natal 2025, yaitu "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga" yang menekankan bahwa keluarga menjadi fondasi utama dalam kehidupan sosial.

Dalam acara tersebut, Menkomdigi didampingi oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto dan Staf Khusus Menteri Arnanto Nurprabowo. Hadir juga Ketua Umum Apjatel Jerry Mangasas Siregar dan Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno.