Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Seskab: Presiden Serius Benahi Infrastruktur

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Seskab Pramono Anung menyampaikan keseriusan Presiden Jokowi dalam mendongkrak?bottlenecking?(sumbatan) berbagai persoalan, terutama masalah infrastruktur.

        Ia menunjuk contoh rencana Presiden Jokowi yang mengharapkan dalam waktu dekat ini ada 49 waduk baru yang dibangun, sekarang ini di NTT misalnya ada 7 (tujuh), bendungan juga benar-benar dijalankan Presiden Jokowi, termasuk Waduk Jatigede yang sudah mangkrak selama 40 tahun sudah mulai diairi.

        "Memang ada berbagai persoalan, tetapi kalau kemudian kepentingan masyarakat yang lebih besar terkalahkan dengan berbagai hal, apalagi Peraturan Presiden sudah dipersiapkan, kalau begitu-begitu Presiden sangat?firm, termasuk pembuatan infrastruktur jalan tol," kata Pramono.

        Terkait dengan masalah turbulensi ekonomi, menurut Seskab, sudah menjadi salah satu pilihan Presiden Jokowi adalah membangun infrastruktur. Ia meyakinkan, pada akhir ini dan akhir tahun depan, seluruh wilayah Jawa akan terkoneksi dengan jalan tol dari ujung ke ujung. Kemudian Sumatera jalan tolnya sekarang ini juga cukup cepat, lebih cepat dari perkiraan. Kita juga akan mempunyai kereta di Sulawesi, dan di Kalimantan.

        "Memang seperti yang beliau sampaikan di dalam Nota Anggaran kemarin, pilihan untuk mengurangi atau menghilangkan subsidi kemudian ini didorong infrastruktur itu bukan pilihan yang gampang. Pil pahit dirasakan oleh semuanya tetapi dalam jangka panjang, kalau ini tertata dengan baik maka akan jauh lebih efisian bagi bangsa kita," terang Pramono.

        Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung juga menyampaikan, bahwa Presiden Jokowi sangat memberkan perhatian terhadap proyek-proyek infrastruktur. Ia menunjuk contoh persoalan kemacetan di Jakarta, misalnya persoalan MRT, menurut Pramono, Presiden Jokowi bisa sehari dua-tiga kali menanyakan, bagaimana ini, hambatannya dimana, kapan bisa?groundbreaking, dan kalau sudah?groundbreaking?betul-betul akan dicek kembali lho.

        "Jadi bukan hanya?groundbreaking?kemudian selesai, beliau itu 2 bulan pasti akan dicek kembali progressnya. Memang di lapangan sering ada persoalan ya, persoalan utama misalnya masalah pembangkit listrik, masalahnya perijinan dan pembebasan lahan," terang Pramono seraya menunjuk contoh PLTU di Batang, Jateng, dimana dia ikut saat kick off proyek tersebut, Jumat (28/8) lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Achmad Fauzi
        Editor: Achmad Fauzi

        Bagikan Artikel: