Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumsi Mulai Pulih, tapi Masih Kurang Greget

Warta Ekonomi, Jakarta -

Dibandingkan tahun lalu, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia diperkirakan lebih baik pada tahun 2016 ini. Berdasarkan performa rata-rata perusahaan di kuartal I-2016 dan survei konsumen Bank Indonesia, DBS Group Research melihat sentimen konsumen telah lebih baik dibanding tahun lalu dan tidak melihat permintaan konsumen merosot lebih jauh

Analis DBS Group Research Edwin Lioe mengatakan perkembangan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia tersebut sejalan dengan outlook 2016 di mana permintaan diperkirakan akan meningkat secara bertahap.

"Kinerja sektor konsumsi di ASEAN pada tahun ini mulai mengalami perbaikan yang didukung oleh relatif stabilnya tingkat mata uang regional. Kendati masih tetap perlu diwaspadai terjadinya gejolak pasar, terutama yang disebabkan faktor kenaikan suku bunga the Fed. Tahun ini pertumbuhan laba bersih sektor konsumsi ASEAN diestimasi mencapai 13 persen," katanya dalam laporan riset berjudul ASEAN Consumer: Food for Thought sebagaimana dikutip di Jakarta, Rabu (6/7/2016).

Di Indonesia, imbuhnya, kinerja sejumlah perusahaan di Indonesia cukup memuaskan. Kendati masih di bawah proyeksi, rata-rata pendapatan perusahaan masih tumbuh hingga 11 persen pada kuartal I-2016 dibandingkan  periode yang sama tahun lalu. Ia mengatakan performa ini harus diakui terbantu oleh rendahnya basis pertumbuhan pada kuartal I-2015.

"Kami melihat permintaan konsumen tidak akan merosot lebih jauh. Ini sejalan dengan outlook tahun ini di mana kami berharap akan ada peningkatan permintaan secara bertahap," ujarnya.

Disampaikan, indikasi akan meningkatnya konsumsi adalah perayaan Lebaran yang akan jatuh pada awal Juli. Artinya, konsumsi barang kebutuhan pokok dan sekunder diprediksi sudah meningkat pada satu sampai dua bulan sebelumnya. Apalagi, ia menegaskan penurunan harga bahan bakar minyak dan listrik juga menjadi sentimen positif bagi konsumsi.

Akan tetapi, yang perlu diwaspadai adalah tingkat keyakinan konsumen yang cenderung menurun. Pada April 2016, indeks keyakinan konsumen tercatat sebesar 109, turun tipis 0,8 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara hasil survei ekspektasi konsumen dalam enam bulan ke depan sedikit mengalami peningkatan, meskipun ada penurunan terhadap kegiatan bisnis dan penghasilan yang lebih baik.

"Dalam pandangan kami, hasil survei memperlihatkan sentimen konsumen lebih baik dibandingkan tahun lalu tapi yang masih kurang adalah faktor greget untuk mengatakan bahwa pemulihan sedang berjalan," tegasnya.

Edwin menyampaikan DBS Group Research melihat ada upaya untuk mendorong konsumsi. Bank Indonesia misalnya, menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin selama tiga bulan berturut-turut sepanjang kuartal I. Suku bunga acuan turun dari 7,5 persen menjadi 6,75 persen.

"Inisiatif tersebut diharapkan mendorong bank-bank komersial menurunkan bunga pinjaman dan simpanan. Dengan begitu akan menstimulasi investasi untuk perekonomian. Kendati pencapaiannya belum maksimal. Oleh karenanya, Bank Indonesia mereformulasi suku bunga kebijakan dari BI Rate menjadi BI 7-day Repo Rate," tuturnya.

Nantinya tingkat suku bunga deposito dan pinjaman akan mengacu pada tingkat suku bunga Repo selama tujuh hari, yakni dibatasi sebesar 75 basis poin batas di bawah dan di atas BI 7-day Repo Rate. Jika saat ini tingkat BI 7-day Repo Rate sebesar 5,5 persen maka suku bunga fasilitas deposito sebesar 4,75 persen untuk fasilitas deposito dan 6,25 persen untuk fasilitas pinjaman.

Bank Indonesia rencananya akan menerapkan kebijakan baru ini pada 19 Agustus 2016. Edwin melihat kebijakan ini dapat menjadi solusi ke depan untuk mencapai suku bunga komersial yang lebih rendah.

"Jika semua berjalan sesuai rencana, bunga pinjaman yang lebih rendah dapat menjadi pendorong roda ekonomi dan bisa meningkatkan daya beli konsumen dalam jangka panjang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: