Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2016 mengalami inflasi sebesar 0,69%. Berdasarkan data BPS, laju inflasi terjadi karena kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar 1,12%.
"Yang paling tinggi bahan makanan karena komoditasnya paling banyak. Ini masih terpengaruh dari bulan puasa dan lebaran," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8/2016).
Dari sektor bahan makanan, penyumbang inflasi di antaranya bawang merah yang mengalami kenaikan harga hingga 9,44% dengan andil inflasi 0,06%. Menurut Suryamin, kenaikan bawang merah karena kurangnya pasokan dari sentral produksi. Komoditas ini mengalami kenaikan harga di 64 kota yang masuk perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).
"Pasokan sempat terbatas sementara permintaan cukup tinggi karena menghadapi hari raya," kata Suryamin.
Komoditas lain yang mengalami kenaikan harga relatif tinggi adalah daging ayam ras sebesar 3,53% dengan andil 0,05%. Komoditas ini mengalami kenaikan di 66 kota IHK. Kenaikan daging ayam ras tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 17% dan Palembang 16%.
"Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan permintaan yang cukup tinggi menjelang hari raya," tambahnya.
Berikutnya adalah kentang dengan perubahan harga 14,84% dan andil dalam inflasi 0,04%. Menurut Suryamin, seperti halnya bawang merah, kenaikan kentang juga karena pasokan tidak mencukupi dengan permintaan yang sangat tinggi.
Selanjutnya ikan segar dengan perubahan harga 1,31% dan andil 0,03%. Komoditas lain yakni beras dengan perubahan harga 0,5% dan andil 0,02%.
"Terakhir, adalah cabai merah dengan perubahan harga 3,76% dengan andil terhadap inflasi 0,02%," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
