Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Abdul Sepawi: Industri Sawit Diserang LSM Asing Rasa Kolonial

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Kuching -

Perkebunan kelapa sawit di lahan gambut bisa dikelola secara berkelanjutan dan memberi manfaat ekonomi yang sangat besar. Tidak ada alasan bagi suatu negara untuk takut menanam kelapa sawit di lahan gambut.

Ketua Sarawak Oil Palm Plantation Owners Association Abdul Hamed Sepawi mengatakan maraknya kritik dan serangan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing yang mengusung kepentingan minyak nabati dari Eropa menjadi tantangan besar bagi industri kelapa sawit pada saat ini.

Abdul Hamed Sepawi mengatakan serangan dan kampanye negatif terhadap kelapa sawit terutama perkebunan kelapa sawit di lahan gambut tak ubah seperti cara-cara negara kolonial Belanda ketika ingin menguasai perdagangan di daerah jajahannya di Maluku.

"Serangan terhadap kelapa sawit yang dengan menggunakan LSM tak ubahnya sikap penjajah di zaman kolonial dahulu. Dalam konteks ini, seharusnya para produsen minyak nabati bersatu untuk memenuhi kebutuhan dunia, bukan malah menyerang kelapa sawit," kata sebagaimana dilaporkan wartawan Warta Ekonomi dari Kuching, Sarawak, Malaysia, Selasa (16/8/2016).

Ia menjelaskan sejumlah isu dan tantangan yang dihadapi ketika kali pertama mengembangkan kelapa sawit di lahan gambut. Salah satu tantangan itu adalah bahwa kebun kelapa sawit tersebut harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) dan kriteria keberlanjutan lainnya.

"Tentu saja diperlukan teknik dan inovasi yang ilmiah untuk mengubah kondisi lahan gambut yang tidak kondusif menjadi sebuah areal untuk pengembangan budidaya, dalam hal ini perkebunan kelapa sawit," tegasnya.

Meski pada tahap awal sulit, imbuhnya, namun dengan inovasi yang dilakukan maka produktivitas tanaman kelapa sawit di lahan gambut Serawak bisa meningkat dari 12 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun menjadi 30 ton per hektar per tahun.

"Sekarang semua kerja keras yang kami lakukan membuahkan hasil yang sangat baik dan Serawak menjadi contoh sukses pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut," katanya yang juga menjadi salah satu pemimpin di Ta Ann Holding Berhad.

Ditambahkan, pengembangan perkebunan kelapa sawit memiliki peran besar dalam menyerap gas karbondioksida ke dalam bentuk karbon yang padat yang bisa dimanfaatkan sebagai biomassa dan ini akan mendukung keberlanjutan dari minyak nabati yang dihasilkan.

"Kami telah menjadi pelopor pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut," pungkasnya.

Laporan: Muhamad Ihsan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: