Komisi IV DPR menyelenggarakan rapat kerja (raker) dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Ruang Rapat Komisi IV, Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/9). Agenda utamanya pembahasan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) Tahun 2017.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan berdasarkan surat Menteri Keuangan tanggal 5 Agustus 2016 , kementriannya mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Rp. 23,91 triliun. Amran berpendapat nilai ini jauh lebih daripada pagu anggaran 2016 sebesar Rp. 31,51 triliun
“ Dengan alokasi anggaran (Rp. 23,91 triliun) tersebut maka kami memprioritakan pada peninjauan peningkatan produksi padi dan jagung dengan target yang cukup tinggi . Juga untuk bawang merah dan cabe,”Kata Amran.
Kementan lanjut Amran juga menargetkan peningkatan produksi pada 11 komoditi startegis di tahun 2017 diantaranya padi sebesar 78,13 juta ton, jagung 25,2 juta ton, kedelai 1,2 juta ton, tebu 2,95 juta ton, daging sapi 0,64 juta ton, cabe 2,16 juta ton, bawang merah 1,33 juta ton, sawtit 32,66 juta ton, karet 3,56 juta ton dan kopi 0,75 juta ton.
Untuk mencapai target produksi tersebut kegiatan prioiritas yang akan dilakukan diantaranya perluasan area padi 2,3 juta ha, pnegembangan jagug hybrida 3 juta ha, pengembanga kedelai 250 ribu ha, pengembangan kawasan bawang merah 8 ribu ha, area cabe 16 ribu ha, kopi 3 ribu ha, karet 3 ribu ha, dan kelapa 4 ribu ha.
“ Selanjutnya pengadaan sapi indukan 2500 ribu ekor, cetak sawah 144. 617 ribu ha , pengembangan irigasi air permukaan 1250 unit, jaringan irigasi tersier 200 ribu ha, dan penyediaan alat dan mesin pertanian 80.880 unit,”tambahnya.
Terkait realisasi serapan anggaran, Amran mengungkapkan per 2 September 2016 sebesar 49,53% terhadap pagu APBN 2016 sebesar Rp. 27,6 trilun. “Persentase serapan anggaran tahun 2016 lebih tinggi dari capaian periode yang sama di tahun 2015 sebesar 39,02 % ,"Ujarnya.
Sementara untuk serapan anggaran terhadap APBN tahun 2016 yang tertinggi adalah Badan Karantina Pertanian 59,9%, Badan Ketahanan Pangan sebesar 58,7% dan litbang 58,8%. "Berdasarkan per jenis belanja serapan tertinggi adalah belanja pegawai 65,48%; kemudian belanja barang 47,56 %; belanja modal sebesar 51, 25 %; dan belanja sosial 0% ,”tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement