Bijih, kerak, dan abu logam menjadi satu dari empat penyumbang terbesar total nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2016, yakni berada di kisaran 151,94% dari total US$11,5 miliar.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan empat kelompok lainnya, yakni lemak dan minyak hewan/nabati naik US$220,8 juta (18,17%); mesin dan pesawat mekanik naik US$203,1 juta (54,48%); perhiasan dan permata naik US$185,3 juta (52,58%); dan kendaraan dan bagiannya naik US$184,3 juta (50,03%).
"Kelompok emas dan perhiasan salah satu yang paling pokok. Itu yang membuat ekspor kita cukup mengalami perbaikan," kata Sasmito dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis kemarin (15/9/2016).
Selain terjadi peningkatan, juga terjadi penurunan pada beberapa komoditas ekspor nonmigas pada Agustus yakin benda-benda dari besi dan baja sebesar US$120,9 juta (54,79%); pupuk US$22,2 juta (63,67%); ampas/sisa industri makanan US$9 juta (17,66%); minuman US$0,4 juta (2,1%); serta hasil penggilingan US$0,1 juta (2,84%).
Sebelumnya, BPS mengumumkan nilai ekspor nasional pada Agustus menembus US$12,63 miliar atau meningkat 32,54% dibanding ekspor pada Juli yang hanya US$9,53 miliar. Peningkatan tersebut ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) dan ekspor non-migas yang masing-masing tumbuh 12,95% dan 34,84% secara bulanan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement