Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Gelar Forum Bisnis Rumput Laut Dengan Pengusaha Eropa

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar acara forum bisnis terkait komoditas rumput laut dan olahannya yang mempertemukan pengolah rumput laut dalam negeri dengan pengusaha dari negara-negara di benua Eropa.

"FBM atau Foreign Buyer Mission merupakan kerja sama antara KKP dan Swiss Import Promotion Program atau SIPPO yang bertujuan mempertemukan pelaku usaha pengolahan rumput laut Indonesia dengan buyers dari Eropa dalam rangka meningkatkan ekspor," kata Direktur Akses Pasar dan Promosi KKP Innes Rahmania di Jakarta, Sabtu (24/9/2016).

Dia memaparkan kegiatan tahunan yang telah berjalan empat kali sejak tahun 2013 itu juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk olahan rumput laut di dalam negeri.

Sedangkan sejumlah pihak pembeli yang hadir dalam acara forum bisnis tersebut serta siap untuk berbisnis di Indonesia antara lain berasal dari importir karaginan dan agar antara lain dari Jerman, Swiss, Rusia dan Inggris.

Adapun perusahaan Indonesia yang akan dimitrakan dalam bisnis komoditas tersebut adalah PT Agar Swallow, PT Galic Arthabahari, PT Hydrocolloid, PT Agarindo Bogatama, PT Gumindo Perkasa Industri, PT Indoking, PT Wahyu Putra Bimasakti, PT Cahaya Cemerlang, PT Algalindo Perdana, PT Indoseaweed, PT Surya Indoalgas, dan PT Java Biocolloid.

Selain itu, para pengusaha dari Eropa itu juga akan mengunjungi Demfarm rumput laut jenis Gracilaria yang merupakan proyek Smartfish kerja sama antara Unido dan KKP di Talakar, Sulawesi Selatan.

Kunjungan lainnya adalah ke Balai Perikanan Budidaya Laut (BPPL) Lombok juga dalam rangka menyakinkan industri pengolahan rumput laut nasional didukung pasokan bibit yang baik dan bermutu.

Berdasarkan data KKP, produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2015 mencapai 11,3 juta ton. Nilai ekspor produk rumput laut selama lima tahun terakhir berkisar 200 juta dolar AS per tahun.

Dari jumlah tersebut, ternyata masih didominasi oleh produk rumput laut kering, sementara produk olahan seperti agar dan karaginan hanya sekitar 25 persen.

"Dengan adanya FBM diharapkan permintaan rumput laut olahan seperti agar dan karaginan dapat meningkat sehingga diharapkan dapat memotivasi tumbuhnya industri pengolahan rumput laut di Indonesia," ucapnya.

Dia mengingatkan bahwa dampak positif yang signifikan dari hal tersebut adalah berkembangnya usaha budidaya rumput laut di hulu dan hilir yang diperkirakan menyerap ratusan ribu orang dalam industri pengolahan. Ant.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Leli Nurhidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: