Kredit Foto: Nytimes.com
Bank sentral India memangkas suku bunga acuan ke level terendah selama hampir enam tahun, dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian.
Mengutip BBC di Jakarta, Rabu (5/10/2016), Reserve Bank of India (RBI) menurunkan reverse repo alias bunga simpanan di bank sentral sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen dari 6,50 persen. Ini merupakan tingkat suku bunga pertama yang ditetapkan gubernur bank sentral India yang baru, Ujrit Patel, yang mengambilalih bank sentral pada bulan lalu.
Gubernur sebelumnya merupakan penanggung jawab tunggal dalam pengaturan tingkat suku bunga, namun kini tingkat suku bunga terbaru ditetapkan oleh komite kebijakan moneter yang baru dibentuk.
Patel menggantikan Raghuram Rajan, yang mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri awal tahun ini. Ia dikenal selalu mengambil keputusan garis keras pada inflasi, yang hingga saat ini masih menjadi salah satu kekhawatiran besar bagi perekonomian India.
Pertemuan kebijakan moneter merupakan acara yang banyak ditunggu oleh pasar karena beberapa alasan. Pertama, pertemuan tersebut merupakan konferensi pers perdana Urjit Patel setelah mengambil alih bank sentral India. Kedua, untuk pertama kalinya tingkat suku bunga tidak ditetapkan oleh gubernur RBI, melainkan oleh keenam anggota komite kebijakan moneter.
Hal tersebut menunjukkan fakta bahwa mereka semua sepakat dengan penurunan suku bunga dan merupakan awal yang baik dalam pengambilan keputusan perdana untuk sebuah komite yang baru terbentuk. Inflasi harga konsumen India jatuh ke level terendah dalam lima bulan menjadi 5,05 persen di bulan Agustus, dari target komite kebijakan moneter sebesar 2 persen hingga 6 persen.
Banyak pihak yang mengharapkan agar tingkat inflasi terus jatuh dalam beberapa bulan mendatang, menyusul musim hujan yang telah menyebabkan jatuhnya harga pangan. Komite kebijakan mendapat tugas untuk menjaga stabilitas harga serta menjaga agar tetap dalam tujuan pertumbuhan.
Sebagai informasi, India merupakan salah satu negara berkembang tercepat di dunia, meski pertumbuhan mereda kembali ke laju tahunan sebesar 7,1 persen pada kuarta Maret hingga Juni, dari 7,9 persen pada kuartal sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement