Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Pabrik Beli Sawit Harga Murah

Ini Alasan Pabrik Beli Sawit Harga Murah Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Mukomuko -

Pejabat Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mempertanyakan alasan sejumlah pabrik di daerah itu membeli sawit petani dengan harga murah dibandingkan dengan harga ketetapan tim perumus harga komoditas perkebunan.

"Kami akan berkoordinasi dengan dua pabrik di daerah ini untuk mempertanyakan alasan pabrik membeli sawit petani dengan harga murah," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko, Sudianto di Mukomuko, Kamis (6/10/2016).

Sejumlah pabrik di Kabupaten Mukomuko membeli TBS kelapa sawit petani setempat dengan harga murah dibandingkan dengan harga ketetapan tim perumus harga komoditi perkebunan sebesar Rp1.516 per kilogram (Kg).

Ia mengatakan, pabrik yang membeli sawit petani dengan harga murah, yakni PT Sapta Sentosa Jaya Abadi (SSJA) dan PT Karya Sawitindo Mas (KSM).

"Pabrik PT SSJA membeli sawit petani sebesar Rp1.375 per kg dan PT KSM sebesar Rp1.410 per kg," ujarnya.

Sedangkan, lanjutnya, pabrik lain membeli sawit petani sesuai dengan harga ketetapan tim perumus, yakni PT Mukomuko Indah Lestari (MMIL) Rp1.450 per kg.

Kemudian, PT S3 sebesar Rp1.450 per kg, PT SAP Rp1.480 per kg, PT AMK Rp1.460 per kg, PT KAS Rp1.450 per kg, PT Daria Darma Pratama (DDP) Kecamatan Ipuh dan PT DDP Desa Lubuk Bento masing-masing sebesar Rp1.450 per kg, dan PT BMK Rp1.510 per kg.

Ia mengatakan, seharusnya sanksi terhadap pabrik yang membeli sawit petani setempat dengan harga rendah tidak hanya teguran tetapi juga denda agar ada efek jera.

"Kami sudah sering mengusulkan sanksi denda kepada pemerintah provinsi setempat. Sanksi ini disepakati bersama oleh pemerintah setempat dengan seluruh pabrik," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: