Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Akibatnya Jika Pelonggaran Ekspor Mineral Mentah Diberlakukan

Ini Akibatnya Jika Pelonggaran Ekspor Mineral Mentah Diberlakukan Kredit Foto: En.wikipedia.org
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyatakan rencana kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah dapat menguras cadangan mineral yang ada di berbagai daerah di Tanah Air.

"Rencana revisi (relaksasi ekspor mineral mentah) ini hanya negara dan rakyat kehilangan potensi pendapatan dari nilai tambah dari pembangunan smelter," kata Koordinator Jatam Merah Johansyah Ismail dalam keterangan tertulis, Rabu (12/10/2016).

Menurut dia, dengan demikian maka kebijakan pelonggaran ekspor itu juga bakal menguras habis-habisan cadangan mineral mentah Indonesia untuk dijual hingga 2021.

Selain itu, ujar dia, rencana revisi tersebut juga bakal membuat rantai kerusakaan lingkungan hidup dan ancaman keselamatan rakyat juga akan semakin panjang.

Sebelumnya, regulasi pemerintah terkait dengan relaksasi ekspor konsentrat dinilai harus dapat meyakinkan investor untuk dapat mengembangkan industri sumber daya mineral seperti pembangunan smelter di Republik Indonesia.

"Jangan sampai relaksasi ini menggerus keyakinan investor bagi masa depan investasi smelter di Tanah Air," kata Ketua Bidang Energi dan Pertambangan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Andhika Anindyaguna di Jakarta, Rabu (14/9).

Menurut Andhika, jangan sampai investor menangkap bahwa aturan di Indonesia bisa sangat lentur oleh berbagai kepentingan.

Bila hal itu yang ditangkap investor, lanjutnya, maka dicemaskan akan muncul ketidakpercayaan kepada regulator.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa investasi untuk pembangunan smelter bisa mencapai Rp156 triliun atau sekitar 27 proyek smelter.

Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus menjaga investasi ini dan mencegah ketidakpastian karena dampak dari rusaknya investasi smelter ini sangat besar di antaranya akan menimbulkan kredit macet yang besar serta penghentian pembangunan dan investasi.

Karena itu, Andhika menegaskan bahwa pemerintah harus berhati-hati dan mengelola dengan benar kebijakan ini bila hendak diterapkan karena menyangkut kepercayaan dan masa depan investasi smelter jangka panjang. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: