Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PGN Targetkan Jaringan Gas Duri-Dumai Selesai 2017

PGN Targetkan Jaringan Gas Duri-Dumai Selesai 2017 PGN | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Pekanbaru -

PT Perusahaan Gas Negara Area Pekanbaru, Riau, menargetkan pembangunan jaringan gas dari Duri ke Dumai sekitar 100 kilometer mulai terealisasi pada awal 2017.

"Kami targetkan pada awal 2017, untuk infrastruktur pipa jargas sudah bisa kami mulai pengerjaannya," kata Kepala Penjualan PGN Area Pekanbaru Arif Nurachman di Pekanbaru, Kamis (20/10/2016).

Dia mengatakan pada 2018 pihaknya bisa melayani kebutuhan gas alam sebagai bahan bakar terutama dari kalangan industri di kota pelabuhan, julukan bagi Kota Dumai.

Hal tersebut telah mendapat persetujuan dari pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Badan Usaha Miliki Negara (BUMN).

"Kalau soal penggarapan proyek jargas atau pipa distribusi Duri di Kabupaten Bengkalis ke Dumai, kita sudah tak ada masalah. Karena telah dapar persetujuan pemerintah," terangnya.

Pihaknya bersama anak perusahaan PT Pertamina yakni PT Pertagas dewasa ini tengah menggarap pembangunan pipa transmisi sepanjang 67 kilometer pada tahun yang sama.

Termasuk alokasi pasokan gas alam pada pipa distribusi ke sejumlah industri di Dumai yang disuplai oleh PT Conoco Philips sebesar 37 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

"Proyek pembangunan pipa distribusi dilakukan langsung oleh PGN, sedangkan pipa transmisi dikerjakan kita (PGN Area Pekanbaru) dan Pertagas," beber Arif.

Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan awal bulan ini mengharapkan, merger dua BUMN sektor gas yakni PGN dan PT Pertamina Gas (Pertagas) akan mampu menekan harga gas untuk industri.

Sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas pada Selasa (4/10), harga gas untuk industri diharapkan bisa turun di bawah 6 dolar AS per MMBTU dalam dua bulan.

"Kami berharap harga gas di 'well head' kalau bisa di bawah 6 dolar AS per MMBTU," pungkasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: