Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau?mencatat perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan III-2016 melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 4,64 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,500/0 (yoy).
Kepala BI Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putra menjelaskan laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri pada triwulan III 2016 melambat dibanding triwulan sebelumnya.
"Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi terjadi pada semua komponen utama ekonomi Kepri baik investasi, konsumsi, dan aktivitas ekspor-impor. Konsumsi rumah tangga (RT) tumbuh 7,07 persen (yoy) melambat dibanding triwulan II 2016 yang tumbuh 8,58 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi pergeseran puncak konsumsi Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan II-2016 yang berimbas langsung pada perlambatan konsumsi makanan dan minuman dari 7,65 persen menjadi menjadi 5,50 persen (yoy)," ujar Gusti dalam pemaparanya kepada awak media di Batam, Kamis (17/11/2016).
Gusti menjelaskan investasi juga melemah menjadi 0,11 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 8,63 persen (yoy) akibat kontraksi PTMB subsektor bangunan sebesar 4,35 persen (yoy) yang menurun signifikan dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 11,32 persen (yoy).
Sementara di sisi ekspor juga terjadi perlambatan menjadi 3,98 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,60 persen (yoy).
"Kontraksi ekspor luar negeri yang semakin dalam menjadi pemicu perlambatan ekspor. Sejalan dengan ekspor, total impor menjadi 3,12 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,45 persen (yoy). Perlambatan terutama disumbang turunnya impor antar-provinsi yang dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi rumah tangga," katanya.
Dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi menekan sektor industri pengolahan, konstruksi, dan sektor perdagangan. Sektor industri pengolahan tumbuh 4,40 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 5,13 persen (yoy) dipengaruhi rendahnya permintaan sebagaimana terkonfirmasi dari hasil realisasi Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan liaison.
Perlambatan juga terjadi pada perekonomian nasional yang tumbuh 5,02 persen (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,19 persen (yoy).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/dedy_suwadha
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement