Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bakal Rugikan Negara, Rencana Pembentukan Holding Migas Harus Dihentikan

Bakal Rugikan Negara, Rencana Pembentukan Holding Migas Harus Dihentikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terkait percepatan holding BUMN Migas yang diusung langsung oleh Kementerian BUMN. Berbagai kalangan meminta pemerintah menghentikan rencana pembentukan holding migas tersebut, sebab ? holding tersebut tidak dapat menyelesaikan berbagai masalah energi di Indonesia yang tiap tahun makin memprihatinkan.

Pengamat Energi dan Kebijakan Publik, Agus Pambagio, mengutarakan, "Rencana holding ini harus dibatalkan. Enggak usahlah itu (diteruskan). Apa alasannya supaya Pertamina bisa pinjam (utang) lebih banyak? Ya sampai kapanpun pokoknya batalkan holdingisasi itu," kata dia saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (21/11/2016)

Menurut Agus, masih banyak urusan migas di Indonesia yang harus dibenahi. Sebaiknya pemerintah fokus ke permasalahan migas dalam negeri yang salah satunya adalah semakin menurunnya produksi minyak di Indonesia yang semakin memprihatinkan terlihat 50% lebih BBM yang dikonsumsi saat ini adalah dari impor. Sedangkan 70% lebih LPG yang dikonsumsi masyarakat juga berasal dari impor.

"Produksi minyak kita cuma 830 ribu barel per hari. Dari dulu sudah saya bilang, kalau Pertamina fokus saja lah ke hulu, kemudian PGN hilirnya. Masalah hulu itu pelik. Karena harus mencari sumber kilang baru. Fokusnya ke situ saja. Sekarang kan dia hanya ngelola kilang-kilang tua," katanya.

Lanjut Ia, "Cadangan migas makin menipis, produksi migas turun, infrastruktur jaringan gas bumi belum merata, masih 40% produksi gas diekspor," tegas Agus lagi.

Agus juga mengingatkan, potensi kerugian negara jika holdingisasi ini terus berlanjut. ?Dia memang tidak menyebutkan dalam bentuk nominal angka, namun dipastikan dampak kerugiannya ke depan bakal mengerikan.

"BUMN Tbk akan hilang. Silahkan hitung tuh berapa nilai PGN. Ini nanti akan mudah dimainkan oleh para makelar. Dan kerugiannya? Silahkan hitung sendiri kalau berani, pokoknya mengerikan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: