Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan The Australian Commonwealth and Scientific Industrial Research Organization (CSIRO) menandatangani nota kesepahaman untuk kolaborasi pengembangan riset dan teknologi.
"Kami ingin memanfaatkan keahlian Australia dan membangun kemitraan yang setara melalui kolaborasi bersama untuk mempelajari praktik terbaik dan melakukan proyek bersama," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Dia berharap melalui kerja sama dengan CSIRO dapat mengembangkan kapasitas penguatan inovasi di Indonesia untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan.
Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut mencakup kolaborasi proyek dan program seperti mempromosikan penelitian dan bisnis kemitraan pada sektor publik dan swasta, kontribusi pada perdebatan dan fakta-fakta bagi para pembuat kebijakan.
Jumain mengatakan Australia berada di garis depan inovasi global dan diharapkan dapat tumbuh bersama dengan Indonesia.
Bersamaan dengan MoU tersebut juga ditandatangani Applied Research and Innovation Systems in Agriculture (ARISA), sebuah program yang diimplementasikan oleh CSIRO dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.
Program ARISA dirancang untuk membantu petani kecil di Indonesia timur guna meningkatkan pendapatan mereka dengan setidaknya 30 persen melalui berbagai inovasi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement