Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penggantian SBI ke SBN Mampu Perdalam Pasar Keuangan

Penggantian SBI ke SBN Mampu Perdalam Pasar Keuangan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) yang akan mengganti instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ke Surat Berharga Negara (SBN) sebagai instrumen moneternya. Menurutnya, instrumen ini baik untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia.

"Saya pikir ini bagus bagaimana kita sekarang memperdalam pasar keuangan kita lebih dalam lagi ya khususnya mengajak para investor domestik. Kita lihatkan pemenuhan kewajiban investasi SBN seperti dana pensiun, BPJS Kesehatan, ini kan sdh dinaikkan terus ya mudah-mudahan bs dipercepat tahun depan," ujar Josua di Surabaya, akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan, optimalisasi SBN ini merupakan upaya BI untuk mengarahkan investor supaya berinvestasi di instrumen SBN. Dengan banyaknya investor lokal di SBN, dia meyakini pasar akan lebih kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi global dan capital outflow.

"Kita sudah lihat sendiri kalau ketergantungan kita cukup besar pada investor asing pada saat terjadi gejolak dari AS, Tiongkok, kita bisa lebih rentan. Tapi berbeda kalau pasar keuangan kita lebih didominasi investor domestik, ini berarti kita jauh lebih survive dan lebih struggle-lah," jelasnya.

Josua berharap, semua investor lokal baik lembaga keuangan maupun regulator berperan mendorong pendalaman pasar keuangan agar nilai tukar Rupiah bisa lebih stabil dan kuat.

"Saya pikir semuanya harus berperan supaya pasar keuangan kita tidak dangkal karana kalau kita lihat pasar keuangan dangkal ya tadi ada gejolak sedikit pasti rupiah kita kena drop. Kalau kita terus mengandalkan investor asing akan sering bergejolak pasarnya dan nilai tukar kita tidak stabil," paparnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pembiayaan, Pengelolaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan menyambut baik arah kebijakan BI yang ingin mengganti SBI ke SBN sebagai instrumen moneter. Menurutnya, BI bisa lebih mudah melakukan stabilisasi dengan SBN ketimbang penggunaan SBI.

"Jadi kalau ada outflow BI tidak segan-segan beli SBN karena mereka masih kurang dan butuh. Dan kalau ada instability mereka bisa lakukan intervensi di pasar SBN karena menjadi instrumen moneter," tutur Robert.

Untuk diketahui, optimalisasi SBN sebagai instrumen moneter BI disampaikan Gubernur BI Agus Martowardojo saat memaparkan kebijakan moneter BI 2017 pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016. Hal ini dilakukan untuk menggantikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan sebagai bentuk percepatan dalam pendalaman pasar keuangan.

Selain itu, BI secara konsisten mengendalikan inflasi agar sesuai dengan sasarannya dan menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang sehat. Kemudian pada 2017, BI juga akan memperkenalkan Giro Wajib Minimum (GWM) Averaging, guna memberikan ruang fleksibilitas pengelolaan likuiditas bagi bank.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rahmat Patutie

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: