Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN: Rasio Elektrifikasi Riau Capai 84 Persen

PLN: Rasio Elektrifikasi Riau Capai 84 Persen Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Pekanbaru -

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau mengaklaim kini rasio elektrifikasi telah mencapai 84,54 persen di Provinsi Riau.

"Kami terus berupaya untuk tingkatkan rasio elektrifikasi, terutama di Riau," papar Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepri, Dwi Suryo Abdullah di Pekanbaru, Senin (28/11/2016).

Menurutnya, sejak tahun 2014 realisasi rasio elektrifikasi di provinsi tersebut sudah menyamai rata-rata kebutuhan energi listrik secara nasional.

Secara nasional masyarakat di Indonesia kini dapat menikmati penerangan listrik dihasilkan dari PLN sekitar 84,35 persen, sedangkan di Riau telah melampui yakni 84,54 persen.

Dengan pertumbuhan kebutuhan daya listrik per tahun, lanjutnya, pihaknya memproyeksikan hingga tahun 2024 rata-rata mencapai 8,7 persen per tahun.

Tercatat hingga Oktober tahun ini, jumlah pelanggan PLN di provinsi itu telah mencapai 1.421.400 pelanggan dengan jumlah penduduk 6,3 juta jiwa lebih.

Saat ini energi listrik dihasilkan sejumlah pembangkit di Riau yakni PLTA Koto Panjang 74 Mega Watt (MW), PLTG Teluk Lembu 43,3 MW, PLTD Teluk Lembu 7,5 MW, PLTD Dumai 8 MW dan PLTG Riau Power 20 MW.

"Terkait daya listrik di Riau, selalu berubah setiap pekan. Dan bahkan, berubah setiap jam. Kita sampai saat ini, masih dipasok jaringan interkoneksi Sumatera," terang Dwi Suryo.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman awal bulan ini mengaku, rasio elektrifikasi di provinsi yang dipimpinnya itu tergolong masih rendah karena seringnya pemadaman listrik.

"Rasio elektrifikasi hitung-hitungan kita, baru sekitar 69 persen. Sementara hitungan PLN, sudah sekita 80-an persen," tuturnya.

Dia melanjutkan, kondisi tersebut wajar karena perusahaan pelat merah tersebut menghitung berdasarkan jumlah jaringan, sedangkan pihaknya dari jumlah penduduk.

Ia menyebut, pemadaman masih terjadi karena beberapa pembangkit belum berfungsi maksimal, dan salah satunya akibat bendungan PLTA Koto Panjang mengalami kekeringan.

"Inilah kondisi yang kita alami, pemadaman listrik bisa ganggu kerja kita," kata Arsyadjuliandi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: