Bisnis?startup?di industri kreatif digital Indonesia menghadapi banyak tantangan. Ide para pegiat bisnis ini sebetulnya jenius, namun karena beberapa kelemahan jadi mandek.
Direktur Digital and Strategic Portfolio PT Telkom Indra Utoyo menjelaskan sejak didirikan sebuah inkubator para pembaru bisnis yakni Bandung Digital Valley, di Gegerkalong Hilir, Bandung, pada 2011 sudah berpartisipasi 2.000-an startup. Namun, hanya bertahan sekitar 85 saja sampai saat ini.
?Setiap tahun kita menyediakan 40?seattapai tidak pernah terpenuhi sampai setengahnya. Dananya ada, fasilitator ada, mentor ada, tapi mereka yang tidak siap,? katanya di sela Digital Innovation Lounge (Dilo) Festival 2016, yang berlangsung di Bale Motekar, Universitas Padjadjaran Bandung, Sabtu (10/12/2016)
Idra mengatakan sebagai sesuatu yang baru dalam industri di Indonesia, pihaknya berekspektasi setiap pemula muncul dengan ide-ide yang berkelas, konsep yang punya metode, platform berkeunggulan.
?Namun, itu perlu persiapan. Saat inilah mempersiapkan talenta muda agar matang. Jangan melahirkan talenta, intake-nya enggak ada,? ujarnya
Seringkali, startup diharapkan lahir tanpa diciptakan ekosistem bagi mereka. Oleh karenanya Indra berharap DILo bisa jadi wadah melahirkan budaya, untuk berbagi, membuka pikiran, belajar, dan melahirkan ide yang bagus.?
?Dari dulu kelemahannya talent sama platform,? imbuhnya.
Menurutnya, mereka telah menyadari yang akan berkembang adalah bisnis berbasis teknologi, ide, dan empati. Di teknologi digital, ada mesin learning yang bisa mengalahkan manusia paling pintar sekalipun.
"Tapi akal budi kreativitas tdk akan pernah mati. Maka bagaimana inovasi terus berkembang,? ujarnya.
Kendati manusia masih mengelola teknologi yang sama, lanjutnya, namun manusia dibekali 3H, antara lain hi-think, hi-tech, dan hi-touch.
"Artinya memiliki konsep, teknologi tinggi, dan produknya indah menyentuh hati sehingga bermanfaat bagi orang banyak,"ungkapnya.
Sehingga melalui DILo, Indra berharap para penggerak industri kreatif digital mendapatkan pencerahan terkait teknologi mutakhir, regulasi, dan bisnis.
"Nanti dia masuk sebagai setara entrepreneur yang tangguh dan unggul,? ujarnya.
Selain di Bandung, Dilo Festival 2016 pun berlangsung di tiga kota lain yakni Balikpapan, Makassar dan Balikpapan. Acara yang berlangsung dari 9 hingga 10 Desember 2016 ini, diramaikan pameran startup digital yang terdiri dari pegiat industri aplikasi digital, animasi, IoT, dan games. Selain itu, ada seminar dengan pembicara CEO Gambar Brand Arto Soebiantoro dengan tema ?Digital Startup Branding?.
Hadir juga acara pelatihan untuk membekali para peserta di bidang tertentu. Tema workshop di setiap kota berbeda-beda. Kota Bandung akan bertemakan IoT, Kota Malang akan bertemakan Games, Makassar mengambil tema Infrastruktur & Security Awarness Pengembangan Aplikasi, dan Balikpapan akan bertemekan Simple Web Online Store.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement