Kepala Perum Bulog Divre Sulawesi Utara (Sulut), Sabarrudin Amrullah mengatakan Bulog mampu menyerap puluhan ton jagung petani Sulut dan Gorontalo (Sulutgo).
"Tahun ini kami menargetkan penyerapan jagung sekitar 100 ton dan yang terealisasi sebanyak 46 ton, tahun depan akan terus ditingkatkan" kata Sabarrudin di Manado, Rabu (28/12/2016).
Sabaruddin mengatakan jagung yang berhasil terserap tersebut langsung dijual kembali ke pedagang dan masyarakat.
"Kami langsung menjual kembali jagung yang terserap karena tidak bisa lama disimpan akibat kadar air yang masih cukup tinggi," katanya.
Hal ini juga dikarenakan harga jual jagung di pasaran masih lebih tinggi dibandingkan harga yang ditetapkan pemerintah melalui Perum Bulog.
Harga beli jagung yang ditetapkan pemerintah dengan kadar air 15 persen, aflatoksin 100, butir rusak tiga persen, jamur dua persen, pecah dua persen, dan benda asing dua persen dihargai sebesar Rp3.150 per kilogram.
Kalaupun petani lebih memilih jual ke pedagang, Perum Bulog tidak akan mencegah karena mungkin saja lebih menguntungkan petani tersebut.
"Yang perlu diingat Perum Bulog hanya sebagai penyangga jika harga jagung di tangan petani anjlok," jelasnya.
Jadi, katanya, jika harga di tangan pedagang masih lebih mahal, pasti petani akan lebih memilih menjual ke pasar ketimbang Bulog.
Namun, katanya, Perum Bulog Sulut siap membeli jagung petani dengan harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sampai saat ini, katanya, jagung yang paling banyak terserap dari Provinsi Gorontalo kemudian dari Kabupaten Bolaang Mongondow. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement