Kepala Grup Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Barat Siti Astiyah mengatakan pecahan uang baru tahun emisi 2016 yang diluncurkan pada pertengahan Desember lalu dianggap mampu mengurangi tingkat peredaran uang palsu. Uang rupiah baru tersebut akan sulit dipalsukan karena dilengkapi dengan 12 unsur pengaman yang lebih canggih untuk melindungi uang dari usaha pemalsuan.
"Saya yakin uang baru ini enggak akan ditiru-tiru atau dipalsukan oleh oknum karena sangat sulit," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (9/1/2017).
Siti menjelaskan beberapa unsur pengaman tersebut antara lain, tanda air (watermark), benang pengaman (security thread), tulisan mikro (mikro teks dan mini teks), color shifting, yakni tinta akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu.
Selain itu gambar tersembungi (latent image) yakni terdapat tulisan BI dilihat dari sudut pandang tertentu, gambar saling isi (rectoverso), kode tuna netra (blind code), cetak kasat mata (visible ink), cetak efek pelangi (rainbow feature), intaglio, dan nomor seri dengan bentuk asimetris.
"Teknologinya semakin tinggi sehingga semakin sulit untuk dipalsukan," tegasnya.
Berkenaan dengan peredaran uang palsu di tahun 2015, lanjut Siti, 15 lembar per satu juta lembar sedangkan di 2016, enam lembar per satu juta lembar. Hal ini mengalami penurunan karena di 2015 pada kasus yang ditemukan di Jember peredaran uang palsu tergolong besar.
"Mudah-mudahan dengan fitur yang semakin sulit ke depan uang rupiah NKRI ini tidak dipalsukan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement