Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh Ahmad Farid mengatakan potensi peredaran uang palsu di Aceh dapat meningkat pada 2017 karena di provinsi itu sedang berlangsung agenda politik.
"Pada 2017 ini Aceh menghadapi tahun politik, di mana potensi peredaran uang palsu dapat meningkat di tahun tersebut," kata Ahmad Farid di Banda Aceh Rabu (11/1/2017).
Berdasarkan data di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Aceh, terdapat tren peningkatan laporan temuan uang palsu di masyarakat rentang waktu tiga tahun terakhir.
Pada 2013, kata dia, ditemukan uang palsu sebanyak 115 lembar, meningkat menjadi 182 lembar pada 2014. Sedangkan pada 2015 meningkat menjadi 235 lembar.
"Pecahan uang palsu yang sering dilaporkan yakni Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Banyaknya temuan ini menunjukkan masyarakat Aceh semakin cerdas membedakan uang palsu dengan uang rupiah asli," kata dia.
Ahmad Farid menyatakan Bank Indonesia akan terus mengedukasi masyarakat serta bekerja sama dengan kepolisian memberantas uang palsu sehingga peredaran uang palsu bisa diantisipasi.
Bank Indonesia, kata dia, sudah mengedarkan uang rupiah emisi 2016. Uang emisi 2016 dilengkapi dengan unsur pengamanan tambahan, sehingga lebih sulit dipalsukan.
Peredaran uang rupiah emisi 2016, kata dia, tentunya harus didukung dengan sosialisasi kepada masyarakat secara masif. Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat mendapat informasi yang lengkap dan tidak terjerumus kepada berita tidak benar.
"Kami mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyebaran berita tidak benar terkait uang rupiah. Rupiah selain alat pembayaran yang sah, juga simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa," kata Ahmad Farid. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement