Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daging Sapi Masih Mahal, YLKI Duga Ada Praktik Kartel

Daging Sapi Masih Mahal, YLKI Duga Ada Praktik Kartel Kredit Foto: Ylki.or.id
Warta Ekonomi, Lombok -

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mempertanyakan realisasi janji Presiden Joko Widodo yang akan menjadikan harga daging sapi relatif murah yakni Rp80.000 per kilogram.

"Harga daging sapi belum bisa turun, padahal pak Jokowi berjanji menjadikan harga daging sapi harus mencapai Rp80.000 per kilogram (kg)," kata Tulus Abadi pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PT Dharma Lautan Utama 2017, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Sabtu (21/1/2017).

Menurut dia, harga daging sapi saat ini masih di kisaran Rp120.000/kg. Harga tersebut masih jauh dari janji Presiden Jokowi sebesar Rp80.000/kg.

Ia menilai persoalan masih relatif mahalnya harga daging sapi hampir di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya disebabkan kapal ternak yang belum optimal. Tapi, diduga ada permainan kartel dan monopoli oleh pemain besar dalam komoditas pangan.

"Kartel harus dibongkar terutama oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Itu sudah lama terjadi, bukan hanya kartel daging sapi, tapi cabai dan kebutuhan pokok lainnya," ucap Tulus.

Anggota satuan tugas (Satgas) khusus operasi pemberantasan pungutan liar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini, menginginkan agar praktik kartel diberantas melanggar Undang-Undang Antimonopoli.

"Bisa jadi praktik kartel komoditas pangan melibatkan oknum pejabat, sehingga sulit untuk diberantas," katanya.

Rakernas PT Dharma Lautan Utama 2017, tersebut juga dihadiri oleh Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Gerindra daerah pemilihan Jawa Timur Bambang Haryo Soekartono.

Selain itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) H Khoiri Soetomo, serta sejumlah pejabat lingkup Kemenhub. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: